TAPLAU, METRO – Pantai Padang dan Taman Muaro Lasak merupakan salah satu ikon wisata di Kota Padang. Akhir-akhirnya ini, kawasan yang biasa ramai dikunjungi sejumlah wisatawan ini, mulai sepi karena pengunjungnya jauh berkurang dari biasanya.
Menurut keterangan sejumlah pedagang di sepanjang pantai tersebut, salah satu penyebab sepinya kunjungan wisata di kawasan itu karena efek dari bencana besar yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Seperti di Lombok, tsunami di Palu (Sulawesi Tengah) dan yang terakhir tsunami di Selat Sunda, Banten dan Lampung.
Pantauan POSMETRO di Pantai Padang, Kamis (17/1) sekitar pukul 12.30 WIB, tak terlihat lagi pengunjung yang biasa lalu lalang di kawasan itu. Apa lagi bertepatan siang kemarin itu, cuaca Kota Padang cerah dan panas.
Sejumlah pedagang yang berjejer dengan lapaknya di sepanjang pantai, rata-rata mereka mengeluhkan sepinya pengunjung. Bahkan ada juga pedagang yang terlihat sempat tertidur di kedainya karena tak satu pun orang yang membeli.
Salah seorang pedagang, Tenti (35) mengatakan, tsunami yang terjadi di Palu dan Selat Sunda, masih membuat warga yang di sepanjang pantai masih was-was. “Kami yang berjualan di sini aja takut, apalagi orang jauh yang ingin berkunjung ke sini,” ungkap Tenti.
Angga (30), seorang fotografer tembak yang biasa beraktivitas di Pantai Padang juga mengatakan hal yang senada. Katanya, jumlah wisatawan yang datang sangat jauh berkurang. Biasanya dalam sehari minimal dia bisa dapatkan 4-6 shoot foto. Namun dalam beberapa hari terakhir yang dapat hanya 1-3 foto saja.
”Untuk hari ini (kemarin) saja belum ada satu pun pengunjung yang mau di foto,” keluhnya.
Di tempat lain, Endi (42), seorang pedagang buah keliling mengatakan, terhitung semenjak libur akhir tahun selesai hingga hari ini sangat terasa berkurangnya jumlah pengunjung. Biasanya dalam sehari dia bisa menjual buah sebanyak dua tong.
Namun belakangan ini untuk menghabiskan satu tong buah saja sangatlah susah karena mulai pagi hingga siang hari boleh dikatakan tidak ada pengunjung.
“Kecuali di hari Sabtu dan Minggu, pengunjung biasanya jumlahnya lebih banyaklah,” ucapnya.
Dodi (50) bersama istrinya (45), salah satu pengunjung mengatakan, ia berkunjung ke Pantai Padang karena kebetulan lewat. Apalagi, dirinya sudah lama tidak berkunjung ke Pantai Padang.
Terkait dengan isu yang beredar tentang gempa dan tsunami yang kerap terjadi, Dodi mengaku tidak terlalu menanggapi dengan serius. Karena dia yakin bencana itu adalah kuasanya Tuhan dan tak bisa diprediksi oleh manusia.
Di lokasi lain, juga ada terlihat pengunjung yang sedang selfie di dekat tulisan di Taman IORA yaitu Fitri (23) dan adiknya Eti (19). Mereka juga singgah karena kebetulan pulang dari kampus.
Mereka juga menyebutkan kenyamanan dan keamanan di Pantai Padang sangat jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Sekarang sudah ada tukang parkir pakai karcis resmi. Ada juga petugas Satpol PP yang membuat kami merasa aman dari tindakan kriminal. Apalagi kami-kami ini kan cewek. Tentu harus pilih yang aman,” terangnya.
Terkait dengan harga makanan di kawasan Pantai Padang, menurutnya masih tergolong standar. Seperti es kelapa muda masih Rp5.000/buah, bakso bakar juga Rp1.000/tusuk.
“Saya rasa ini sangat terjangkau bagi siapa saja. Apalagi bagi kalangan mahasiswi,” tambahnya.
Ia berharap, wisata Pantai Padang bisa terus berkembang dan perlu ditambah lagi spot-spot foto serta arena bermain terbaru khusus untuk wisatawan yang datang bersama keluarga besar.
“Semoga wisata di Pantai Padang lebih dikenal lagi baik di dalam maupun di luar negeri,” harapnya. (g)















