PADANG, METRO – Ada empat permasalahan di tengah masyarakat Sumbar saat ini. Empat masalah ini perlu diperjuangkan Anggota DPR RI periode mendatang. Empat permasalahan tersebut yakni, terkait kestabilan harga komoditi pertanian, ketahanan keluarga, penanganan gizi buruk anak dan pemberdayaan di bidang UMKM.
Hal tersebut diungkapkan Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI, Edriana, SH, MA, saat menjadi narasumber dialog dengan awak media, Kamis (17/1) di Sekretariat Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Sumbar.
Dialog yang mengusung tema “Penetrasi Pemilih Perempuan dan Pemuka Daerah Pemilihan” itu juga menghadirkan narasumber, Wartawan Senior, Two Effly dan dibuka langsung oleh Ketua IWO Sumbar, Hijrah Adi Sukrial.
Edriana mengungkapkan, dirinya yang selama ini berkiprah sebagai aktivis perempuan di tingkat nasional dan internasional datang ke Sumbar untuk bertarung pada pileg nanti dengan sebuah ide dan gagasan.
Selama melakukan sosialisasi, dirinya sudah berkeliling di 11 kabupaten/kota di Sumbar. Hasil dari sosialisasi tersebut, dirinya mulai merumuskan apa yang persoalan yang dihadapi masyarakat dan akan diperjuangkannya di DPR RI nanti.
Di Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, yang merupakan kampung halamannya, diakui Edriana, 90 persen masyarakatnya hidup dari pertanian. Dari hasil kunjungannya ke tengah masyarakat petani di sana, ternyata isu utama yang muncul adalah stabilitas harga.
Begitu juga kunjungannya ke tengah masyarakat di Alahan Panjang, Kabupaten Solok. Perempuan yang sedang menyelesaikan studi program Doktor, Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan masalah yang muncul di tengah masyarakat yang hidup dari pertanian bawang, juga masalah stabilitas harga.
“Yang membuat petani resah itu, harga komoditi pertanian mereka saat menanam sangat tinggi di saat mereka akan panen,” terang Edriana.
Direktur Penelitian Women Reserach Institue (WRI) ini menilai, ada persoalan serius di bidang pertanian, yakni, tidak adanya jaminan terkait stabilitas harga. Termasuk juga masalah ketersediaan pupuk yang langka.
“Masyarakat panen, justru disaat pemerintah mengambil kebijakan impor beras dan komoditi pertanian lainnya. Hasil pertanian masyarakat terbuang begitu saja,” ungkap Edriana.
Sumbar menurutnya, harus dikembalikan sebagai lumbung padi dan pertanian, untuk wujudkan swasembada pangan. Karena itu PT Bulog harusnya menjadi gawang dan pintu akhir bagi petani untuk menjaga stabilitas harga dengan membeli komoditi pertanian masyarakat.
Selain stabilitas harga komoditi pertanian, juga ada isu terkait permasalahan ketahanan keluarga. Di era kemajuan tekhnologi informasi (IT) saat ini, masalah seks bebas, narkoba dan kejahatan anak dan remaja menjadi isu utama saat ini. Menurut Edriana, remaja tidak bisa disalahkan karena mereka mencari jati diri.
“Tapi kondisi ini terjadi, karena permasalahan ketahanan keluarga. Dalam sebuah keluarga, harus saling menjaga anak dalam keluarga besar. Sehingga membentuk karakter bagi anak. Artinya, tidak hanya pendidikan formal tapi juga pendidikan informal harus menjadi perhatian orang tua terhadap anak,” ujar Alumni SMAN 2 Padang ini.
Isu lainnya menurut Caleg No Urut 3 dari Partai Gerindra ini, terkait masalah gizi buruk, yang berdampak munculnya masalah stunting. Edriana menyebutkan, saat ini terdapat 7,8 juta anak berada pada kondisi gizi buruk dan stunting.
Jika ini tidak diatasi, maka pada 20 tahun mendatang, saat perdagangan bebas AFTA berlaku, generasi mendatang akan sulit bersaing dengan masyarakat global. “Wakil rakyat ke depan harus serius memperhatikan masalah ini. Kesehatan dan gizi anak sangat penting,” tegasnya.
Masalah lainnya yang perlu diperjuangkan adalah pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Kondisi saat ini, perempuan tidak tergantung secara ekonomi kepada suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Satu diantara tiga perempuan saat ini bekerja membantu peningkatan ekonomi keluarga. Karena itu, perempuan harus diperhatikan sebagai penghasil ekonomi keluarga, melalui pengembangan UMKM.
Ketua IWO Sumbar, Hijrah Adi Sukrial mengapresiasi kehadiran Edriana pada kegiatan diskusi bersama awak media. Melalui diskusi ini, melahirkan ide-ide segar dari pandangan Edriana ke depan untuk pembangunan masyarakat Sumbar ke depan.
Sementara, Wartawan Senior, Two Effly mengatakan, melalui pertemuan dan diskusi ini, menjadi share pengalaman bagi Edriana untuk berkompetisi dalam pesta demokrasi saat ini. Khusus pesta demokrasi pileg, menurutnya pelaksanaannya hingga sekarang masih kompetitif. Karena itu, yang perlu menjadi perhatian bagi Edriana, penetrasi pasar yang jelas, untuk meraih suara, agar waktu tidak terbuang percuma.
Edriana, menurutnya, diharapkan menjadi satu-satunya Bundo Kanduang yang mewakili Sumbar di Senayan nanti. “Luka sejarah akan muncul, jika pada pileg tahun ini, Sumbar tidak mengantarkan Bundo Kanduang mewakili Sumbar di DPR-RI,” tegas Two Effly.
Karena itu, menurutnya, Edriana perlu melakukan mapping pemilih, dengan by data dan DPT. Baik di nagari, kecamatan hingga kabupaten. Di Dapil 1, jumlah TPS ada sekitar 9.000 TPS. Edriana menurutnya, harus bisa meraih 10 suara per TPS. Sehingga bisa diprediksi berapa suara yang diperoleh. Begitu juga bicara terkait suara milenial. “Edriana juga harus membangun tim IT yang aktif di media sosial. Tim ini harus menyosialisasikan Edriana di media sosial. Terutama perkuat dan menjelaskan tentang siapa itu Edriana,” harapnya. (fan)