PADANG, METRO – Masyarakat Sumbar dan wisatawan akan disuguhkan Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo yang direncanakan digelar pada 6-7 Juni 2019 di Jalan Batang Arau, Jembatan Siti Nurbaya, Kota Padang.
Festival kolaborasi antara kuliner dan budaya Minangkabau dengan budaya Tionghoa tersebut nantinya akan memperebutkan rekor MURI untuk Bakcang dan Lamang Baluo terbanyak pada satu festival.
Ketua Umum Festival, Tuako Alam Gunawan T mengatakan festival tersebut diadakan untuk mempromosikan wisata, kuliner dan budaya serta memajukan perekonomian Sumbar.
”Festival ini untuk memajukan pariwisata, mengembangkan dan melestarikan kuliner lokal Sumbar. Selain itu, untuk memperkenalkan dan melestarikan seni dan budaya Sumbar dengan menampilkan beragam pakaian, tarian, dan musik daerah melalui panggung hiburan nantinya,” jelas Tuako Alam Gunawan Tusai pertemuan dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, di Gubernuran, Senin (14/1).
Tuako Alam Gunawan T menargetkan iven yang diadakan selama dua hari ini bisa menarik 15.000 pengunjung yang terdiri dari wisatawan nusantara dan mancanegara serta dan masyarakat lokal.
”Festival selama dua hari ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan UMKM Sumbar, khususnya Kota Padang. Kita akan melibatkan masyarakat setempat dalam pembuatan dan penjualan makanan dan oleh-oleh, serta mendatangkan wisatawan mancanegara yang akan berbelanja,” ujar Tuako Alam Gunawan T.
Lebih lanjut, ia menyatakan Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah yang menargetkan 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan nusantara tahun 2019.
Sementara itu, pejabat Kemenpar Raseno Arya yang juga ikut dalam pertemuan dengan Gubernur menyampaikan bahwa Kementerian Pariwisata RI sangat mendukung diselenggarakannya Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo.
“Saya mendukung sekali karena festival ini diadakan untuk pertama kalinya di Indonesia. Dan, festival ini sangat unik karena menyatukan kuliner antara dua budaya, yaitu Minangkabau dan Tionghoa. Sumbar nantinya akan jadi contoh bagi provinsi lain karena rasa kebersamaannya sangat tinggi,” tuturnya.
Raseno yang juga didapuk sebagai penasehat dalam kegiatan ini berharap festival setelah Hari Raya Idul Fitri ini bisa berlangsung sukses.
“Ini akan jadi suatu yang spektakuler karena diselenggarakan dua hari setelah Lebaran. Bakal banyak nantinya masyarakat dan wisatawan yang hadir. Jika festival ini sukses nanti kita akan gelar setiap tahun,” tukas tokoh pariwisata nasional asal Sumbar ini.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyatakan dukungan atas digelarnya Festival 10.000 Bakcang dan 10.000 Lamang Baluo karena akan berdampak pada kemajuan pariwisata daerah.
“Ini festival yang bagus dan kreatif, di mana kuliner dan budaya masyarakat setempat dikolaborasikan. Masyarakat Tionghoa dengan Bakcangnya dan Minangkabau dengan Lamang Baluonya. Berbagai kesenian juga akan ikut ditampilkan. Ini luar biasa karena melibatkan banyak aspek,” ungkap Gubernur.
Gubernur menambahkan, Pemprov Sumbar dan Kemenpar RI akan mendukung karena festival ini bisa mendatangkan wisatawan dari dalam dan luar negeri. “Festival ini juga akan ada bisa memecahkan rekor MURI yang ingin dicapai. Semoga nanti bisa sukses acaranya,” harap Irwan Prayitno. (fan)













