PASAMAN, METRO – Keseriusan Pemerintah daerah Kabupaten Pasaman dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui pasar tradisional sampai saat ini masih diragukan. Indikasinya, fasilitas perekonomian yang dibangun seperti kios yang ada di Terminal Pasar Rao Nagari Tarung-Tarung Kecamatan Rao Pasaman belum sepenuhnya berfungsi maksimal. Bahkan, kini keberadaan kios ditelantarkan begitu saja.
Pemkab Pasaman membangun kios pasar di Terminal Rao tersebut dilaksanakan pada tahun 2018 lalu. Hasilnya dua bangunan berukuran besar terbentuk. Sayangnya, sampai sekarang bangunan tersebut belum difungsikan.
Pantauan koran ini di lapangan tidak ada aktivitas jual-beli di kios tersebut. Rolling door tertutup. Namun, banyak hewan ternak seperti Kambing Ayam berkeliaran di daerah itu. Bahkan, halaman kios itu sudah ditumbuhi rumput ilalang dan semak belukar.Permasalahan tersebut menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat setempat. Mereka para warga menilai pembangunan kios pasar itu hanya sekadar pemborosan keuangan negara melalui pemerintah saja.
Salah satunya Imron warga Rao mengatakan, sangat heran dengan perencanaan yang telah dibuat oleh Pemda Pasaman khususnya dinas terkait dalam merencanakan pembangunan kios Pasar di wilayah tersebut.Karena menurut Imron, selain jalannya yang masih buruk, kios itu cukup jauh dari keramaian, otomatis kata dia para pedagang akan menolak berjualan di daerah tersebut. Seandainya pun ada pedagang yang mengindahkan ajakan serta himbauan Pemerintah daerah nantinya tentu para pembeli yang akan jarang datang kedaerah itu untuk membeli.
Lain halnya yang dikemukakan warga lainnya Hasan Basri (35) Ia juga sangat heran dengan prencanaan pembangunan kios yang telah dibuat oleh Pemda Pasaman karena selain jauh, jalan menuju pasar tersebut masih kondisi tanah bercampur kerikil sebentar saja hujan air sudah menggenangi jalan itu. Ia juga sangat meragukan ketahanan bangunan kios itu apalagi katanya kualitas Rolling penutup kios tersebut cukup buruk.
“Jika dilihat kualitas Rollingnya sangat buruk dan akan mudah rusak dan hancur karena selain terbuat dari Alminium juga terlihat tipis, saya khawatir nantinya seandainya pedagang menyimpan barang dagangannya di dalam kios itu akan mudah dibobol maling, ini yang harus diperhatikan dan diperbaiki sebelum ada korban nantinya,” katanya.
Sementara di sisi lain Kadis Disporindag Pasaman Edison mengungkapkan, jika kegiatan pembangunan kios pasar tersebut baru selesai pada pertengahan bulan Desember lalu. “Kegiatan pembangunan kios pasar tersebut itu dikerjakan oleh pihak rekanan dananya bersumber dari dana pusat (DAK) kalau total berapa besaran dananya saya kurang tau persis yang jelas pembangunan pasar tersebut ditenderkan,” jelasnya.
Ia juga membenarkan sampai kini kios pasar tersebut belum beroperasi alasannya kata dia karena belum diresmikan oleh bupati.”Masih panjang prosesnya, yang jelas nanti setelah diresmikan pak Bupati baru beroperasi. nanti kita rencanakan pasar Rao akan dibuka dua kali seminggu yakni pada hari kamis dan minggu dan itupun harus ada izin dari beberapa pihak-pihak terkait,” katanya. (cr6)


















