PADANG, METRO–Sumbar bukanlah daerah yang memiliki pemilih besar dalam alek demokrasi semacam Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Namun yang menjadi pemenang tetap akan jadi santapan emosi publik. Untuk Pilpres 2024, Prabowo Subianto diprediksi masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumbar dengan pemilih 3.713.095 berbanding 190.022.169 pemilih nasional.
Peneliti Spektrum Politika lham Aldelano Azre mengatakan, loyalis atau pun suara Prabowo Subianto tidak akan berkurang secara secara signifikan karena kehadiran Anies Baswedan dalam kontestasi Pilpres di Sumbar. Apalagi kalau Partai Gerindra bisa melakukan counter isu terhadap Prabowo dan juga bagaimana memperkuat party identity (ID) atau identitas partai di masyarakat Sumbar.
“Suara Prabowo tidak akan terlalu tergerus jika Gerindra konsisten melakukan pendekatan-pendekatan dalam kerangka menjaring aspirasi masyarakat dan melaksanakan fungsi partai politik. Sebagaimana saat ini yang dilakukan kader Gerindra Andre Rosiade, Ketua DPD Gerindra Sumbar. Apa yang dilakukan Andre juga harus secara simultan dilakukan oleh seluruh kader partai Gerindra lainnya,” kata dosen Administrasi Publik FISIP Unand Padang ini, Minggu (5/2).
Kata kandidat Doktor ini, banyak yang beranggapan Anies Baswedan akan memperoleh suara signifikan dan meyakinkan dalam Pilpres di Sumbar. Karena, sentimen negatif bergabungnya Prabowo ke Jokowi di pemerintahan. “Pendapat tersebut terlalu prematur. Karena dalam melihat perilaku pemilih banyak variabel yang kemudian bisa menjadi pertimbangan memilih dalam Pilpres,” kata Azre.
Variabel itu, sebut Azre, mulai dari kinerja partai pendukung Prabowo, orientasi kepada calon, serta bagaimana kemudian isu-isu negatif tentang bergabungnya prabowo dijawab dengan kerja serta kinerja Partai Gerindra sebagai pendukung utama Prabowo di masyarakat. “Jika itu terus dilakukan, tentu masyarakat Sumbar masih akan tetap bersama Prabowo,” katanya.
Azre menyebut, bagi sebagian pemilih Prabowo 2019 yang lalu di Sumbar, bergabungnya Prabowo dianggap sebagai bentuk “khianat”. Bagi kalangan yang susah move on dan memiliki ketidaksukaan tinggi terhadap Presiden Jokowi, kemudian mendapatkan antitesis dari seorang Anies Baswedan. “Sebagian masyarakat yang menganggap Anies sebagai antitesis Jokowi mungkin lupa, bahwa Anies merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi sebelumnya (2014-2019). Anies pernah menjadi juru bicara Jokowi dan diangkat menjadi Menteri Pendidikan, kemudian diberhentikan di tengah jalan,” kata Azre.
Direktur Eksekutif POLSTRA Institute Yovaldri Riki Putra dalam relis yang dikirim ke sejumlah media beberapa hari lalu mengatakan, fenomena pencapresan 2024 terus bergerak dinamis. Lembaganya sudah mulai melihat landascape politik berdasarkan positioning tokoh, elektabilitas tokoh dan poros politik yang dibangun Parpol, termasuk di Sumbar.
Menurutnya, hasil survei yang dilakukan pada 3-15 Januari 2023 yang lalu, elektabilitas Prabowo berada di angka 40%, masih di atas Anies Baswedan sebesar 39%. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo berada di angka 7% di Sumbar. “Temuan ini juga tampak tidak beda jauh dari hasil survei LSI, di Sumbar yang mengatakan elektabilitas Prabowo 41% dan Anies Baswedan 34%, sedangkan Ganjar masih kecil,” katanya.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Sumbar Hidayat meyakini Prabowo masih unggul di Sumbar meski persentasenya tak akan sebesar 2019. Dia tak menampik majunya Anies berpotensi mengurangi suara Prabowo, tapi tidak akan terlalu signifikan. Karena masyarakat Minang adalah pemilih rasional. Dan Prabowo adalah pilihan yang paling rasional.
Prabowo, sebutnya, adalah Ketua Partai sehingga punya pengaruh yang besar. Kedua, Prabowo telah membuktikan prestasinya saat menjadi Mentri Pertahanan.
Dulu, sebut Hidayat, masuknya Prabowo ke kabinet dikritik banyak orang. Sekarang terbukti masuknya Prabowo membawa dua keuntungan. “Pertama, bangsa tak terpecah belah. Kedua, Prabowo termasuk mentri yang berprestasi,” katanya.
Pakar politik Unand Padang Prof Asrinaldi mengatakan, segmentasi suara Prabowo dan Anies di Sumbar sama yaitu Islam dan kaum egaliter. Yang berbeda dari kedua tokoh ini hanyalah cara kampanye. Prabowo lebih berapi-api sementara Anies cenderung lebih ilmiah.
Apalagi, katanya, NasDem sebagai partai pengusung, hingga kini juga belum mampu mengomunikasikan program-program Anies kepada masyarakat. Belum ada strategi yang nyata selain memajang foto Anies bersanding dengan kader NasDem. “Gerindra lebih unggul dalam komunikasi publik. Komunikasi Gerindra terutama berkat pembangunan-pembangunan yang diperjuangkan kadernya untuk Sumbar. Jika Anies ingin mengambil suara Prabowo di Sumbar, tentu harus ada usaha ekstra. Dan itu belum terlihat,” katanya.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar Andre Rosiade secara tegas mengatakan, Prabowo Subianto masih menjadi pilihan utama masyarakat Sumbar 2024. Karena, Prabowo adalah Presiden yang dipilih dengan suara sangat tinggi pada Pilpres 2014 dan 2019. “Tentunya, pak Prabowo masih akan menjadi Presidennya orang Sumbar dan Insya Allah menggantikan pak Jokowi 2024 mendatang,” kata anggota DPR RI ini.
Yang berbeda, kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini, Prabowo Subianto di 2024 tidak hanya akan menang di Sumbar saja, tapi secara nasional. Masyarakat Sumbar akan merasakan dipimpin oleh Presiden kedelapan RI, Prabowo Subianto. Karena, saat ini banyak lembaga survei yang menempatkan Prabowo di posisi teratas siap yang akan dipilih pada Pilpres 2024 mendatang.
Andre mengatakan, hasil survei terbaru dari Political Weather Station (PWS) menyatakan, Prabowo Subianto merupakan bakal calon Presiden (capres) dengan elektabilitas tertinggi. Bahkan di survei ini, tingkat keterpilihan Menteri Pertahanan itu jauh mengalahkan bakal capres lainnya seperti Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan.
“Kami baca, sebanyak 31,2 persen responden mengaku akan mencoblos Prabowo ketika ditanya pilihannya apabila pilpres digelar akhir Januari 2023. Bakal capres dengan elektabilitas tertinggi kedua adalah Ganjar Pranowo sebesar 20,5 persen, lalu diikuti Anies Baswedan dengan elektabilitas 19,8 persen,” katanya.
Mengutip PWS, kata Andre, ada empat faktor yang membuat Prabowo Subianto mendulang elektabilitas tertinggi. Pertama, kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI terus diapresiasi publik dan menempatkan Prabowo sebagai menteri terbaik selama pemerintahan Jokowi Jilid II.
Kedua, sikap kenegarawanan Prabowo semakin teruji dan paling menonjol dibandingkan capres manapun. Ketiga, endorsement yang berulang kali disampaikan Presiden Jokowi terhadap pencapresan Prabowo. “Faktor terakhir adalah karena Prabowo sudah mendapatkan duku ngan solid dari partainya, Gerindra. Beda dengan kompetitornya,” katanya.
Survei PWS sendiri dilaksanakan pada 23-31 Januari 2023 dengan mewawancarai 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Sampel ditarik dengan teknik multistage random sampling. Margin of error hasil survei ini kurang lebih 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen. (rvi)












