Oleh: Reviandi
Setelah dua tulisan sebelumnya dalam Polikata membahas PKS dan Anies serta Demokrat dan Anies, maka dilengkapi jua baiknya dengan NasDem dan Anies. NasDem adalah partai pertama yang menyatakan mendukung Anies Baswedan sebagai calon Presiden Indonesia. Dan mengapitalisasi Anies sebagai calon Presiden pilihan Partai NasDem.
Di Sumbar, Anies pada Oktober 2022 telah mendapatkan simpati yang baik dan dukungan dari warga Sumbar. Bahkan, ada yang mengklaim mayoritas masyarakat Sumbar akan mendukung Anies. Sayang, saat Anies benar-benar hadir di Sumbar, tidak terlalu banyak yang datang menyambut dan mengikuti rangkaian kegiatan yang dijadwalkan untuk mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Apalagi, saat hari puncak, hujan super lebat mendera Kota Padang. Jalan sehat bersama Anies pun batal dan bagi-bagi hadiah tetap digelar saat hujan mulai reda. Banyak yang menyebut, andai hujan lebat tidak turun, mungkin warga akan menyemut. Meski bukan murni karena mendukung Anies, tapi berharap hadiah-hadiah menarik yang disiapkan. Ada juga yang merasa, hujan “menyelamatkan” Anies.
Anies, adalah bintang Indonesia saat mengikuti Pilkada DKI Jakarta 2017. Bahkan juga sering disebut Gubernur Indonesia, menyusul terpeleset katanya Ketua Steering Committee Piala Presiden, Maruarar Sirait saat penyerahan Piala Presiden 2018 kepada Persija Jakarta. Saat itu, Maruarar menyebut Anies sebagai Gubernur Indonesia. Sehingga membuat heboh se-Indonesia yang seperti sepakat menjadikan Anies sebagai “Gubernur” Indonesia.
Saat itu, Partai NasDem bukanlah pendukung Anies bahkan beberapa kali terlihat berseberangan. Karena NasDem adalah barisan pendukung Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Namun mulai merapat saat Anies sudah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dukungan NasDem kepada Anies bukanlah dimulai pada Oktober 2021 saat lengser dari jabatan Gubernur.
Sejak 2019, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh sudah memastikan akan mendukung Anies Rasyid Baswedan menjadi calon Presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024. Hal itu disampaikan Surya usai bertemu dengan Anies di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, 24 Juli 2019. Jadi, saat Anies berhenti jadi Gubernur, NasDem tinggal meresmikan saja.
Bagi Surya Paloh, NasDem sudah memastikan dukungan lahir bathin untuk Anies. Meski pada Pilpres 2014, Nasdem mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf. Anies yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu ditilik Surya Paloh sudah memiliki niat mengikuti kontestasi Pilpres jauh-jauh hari. Anies dinilainya memiliki potensi untuk memimpin Indonesia.
Artinya, NasDem sudah benar-benar serius mendukung Anies, meski beberapa hari lalu Surya Paloh mendatangi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Banyak yang menduga, Paloh meminta Jokowi tidak mereshuffle kader-kader NasDem yang menjadi Menteri. Karena, kalau diganti, tentu akan membuat NasDem berada di luar pemerintahan. Hal yang akan membuat jalan NasDem lebih terjadi di Pileg dan Pilpres 2024.
Surya berujar, dia mendatangi Jokowi dan mendapati tidak ada yang berubah. Surya Paloh menegaskan tidak ada perubahan suasana penerimaan dirinya oleh Jokowi. Hal ini karena dia memahami cara komunikasi Jokowi sehari-hari. Dia juga tak memastikan apakah ada pembicaraan soal penggantian Menteri Kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin atau tidak.
Sejak Oktober 2022, NasDem sudah menyatakan dukungan. Dan menyebut Anies sebagai Presiden pilihan Partai NasDem. Meski, ada bayang-bayang kalau Anies lebih identik dengan PKS ketimbang dengan NasDem. Apalagi Partai Demokrat. Saat ini, tentu NasDem punya pekerjaan baru, lebih memastikan Anies adalah orang NasDem. Kalau tidak, tentu partai lain yang akan berpesan.
Sebuah perkataan heroik Surya Palih pernah digelegakkannya dalam Rapat Koordinasi Lanjutan Pemenangan Pemilu, di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, 22 Februari 2014. “Kita boleh kurang uang, tapi kita tidak boleh kurang semangat. Kita harus kaya dalam spirit semangat.”
Jadi, soal Anies di Pilpres ini, sejatinya bukanlah soal uang, atau kongkalikong lainnya. NasDem lumayan yakin dengan sepak terjang Anies, meski masih terlihat lirik sana lirik sini, menambah partai koalisi. Jangan sampai, koalisi perubahan yang sudah digalang NasDem mengajak Demokrat dan PKS malah bubar di tengah jalan. Karena petinggi NasDem juga sudah berkomunikasi dengan Sekber Gerindra-PKB dan KIB yang dihuni Golkar, PAN dan PPP. (Wartawan Utama)
















