TANAHDATAR, METRO – Usaha Pemkab Tanahdatar meningkatkan hasil produktifitas padi dalam menunjang Program Nasional Ketahanan Pangan, dengan mengusung program penerapan tekhnologi tanam padi salibu. “Bahkan, program ini sudah lama diterapkan Dinas Pertanian Tanahdatar,” ujar Kadis Yulfiardi, Jumat (11/1).
Dijelaskan Yulfiardi, keuntungan yang diraih petani dalam memakai tekhnologi budidaya tanam padi salibu ini adalah meningkatnya hasil panen pertanian dengan biaya yang sangat rendah. Karena hanya dengan satu kali pengolahan lahan bisa menanam padi tiga sampai lima kali dalam dua tahun masa tanam.
Artinya dengan demikian cost yang dikeluarkan petani relatif lebih rendah dari biasanya. “Seperti upah membajak sawah, biaya membuat tempat persemayaman benih, biaya mencabut benih, biaya menggali pangkuan sampai biaya menanam padi, semua itu bisa dilakukan dalam sekali tanam,” jelas Yulfiardi.
Pola tanam padi salibu yang harus diperhatikan dan dijaga oleh petani adalah pasokan air untuk menjaga anakan sampai dewasa. Dan ini sangat penting untuk diperhatikan agar perkembangan anakan bisa sempurna.
Yulfiardi dijelaskan, padi salibu adalah tanaman padi yang tumbuh kembali setelah batang sisa panen ditebas atau dipangkas. Tunas akan muncul dari buku yang ada didalam tanah, tunas dan akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama. Tunas bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama atau lebih tinggi dibanding tanaman pertama.
Salibu merupakan padi yang tumbuh di sela-sela sisa batang jerami yang dipotong setelah panen. Sehingga tunasnya akan muncul dari ruas jerami padi yang tersisa. Sebenarnya masyarakat petani yang ada di kabupaten Tanahdatar sudah lama mengetahui kalau padi yang sudah dipotong akan mengeluarkan tunas baru. Namun sayangnya mereka tidak mengelolanya dengan baik, karena kenyataannya akan memberikan padi yang hampa.
”Dikatakan, masyarakat kabupaten Tanahdatar beberapa tahun kebelakang sampai sekarang sudah mengetahui dan membuktikan membudidayakan teknologi padi salibu ini, Seperti kelompok tani yang ada di nagari Tabek, Pariagan, Lima Kaum dll,” ujarnya.
Karena dengan budidaya hasil padi salibu lebih banyak menguntungkan dan merasakan manfaatnya. Manfaatnya yakni penen padi bisa tiga kali atau lebih dalam setahun. Dan dapat meningkatkan hasil produktivitas, terjadinya penghematan biaya produksi terutama untuk pengolahan tanah, tanam dan benih, tingkat kemurnian benih lebih dapat dipertahankan.
Keuntungan budidaya padi teknologi Salibu adalah waktu panen relatif lebih pendek 80-90 persen dari tanaman induk atau tanam pindah), kebutuhan air lebih sedikit 30-40 persen dibanding tanaman pindah meningkatkan produksi padi melalui peningkatan Indek panen. Biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah, tanam dan bibit, serta dapat mempertahankan kemurnian benih. Tentunya kelebihan dari inovasi Teknologi padi Salibu di Tanahdatar ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani secara nyata. (ant)















