PADANG, METRO–Bupati Kediri Jatim, Hanindhito Himawan Pramana sudah berkomunikasi dengan PT Semen Padang, Sabtu (22/10) malam. Mas Dhito demikian bupati muda ini disapa, meminta maaf atas video berdurasi pendek yang beredar luas di platform tiktok, Selasa (18/10). Video sidak itu, kata Dhito beredar potongannya tanpa bisa dikendalikan, karena banyak pihak yang merekam.
“Saya minta maaf meÂnyebut kualitas Semen Padang paling baÂwah, saya salah. Saya tahu Semen Padang sama sekali tidak begitu. Kurang tepat atau salah saya mohon maaf sebesar-besarnya pada Semen Padang karena video yang menjatuhkan Semen Padang. Sebagai maÂnuÂsia saya tak mau menjaÂtuhkan siapapun,” kata dia kepada Komisaris PT. Semen Padang, Khairul Jasmi.
Komunikasi terbangun dengan Bupati Kediri, setelah video itu beredar semakin luas. Teman Bupati Kediri Dhito di Sumbar, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, juga sudah bicara dengan Dhito.
Menanggapi hal tersebut Direktur Utama PT Semen Padang, Asri Mukhtar Datuk Tumangguang Basa, menyambut baik inisiatif Bupati Kediri untuk berkomunikasi dengan PT Semen Padang dan menyampaikan apresiasi atas rencana Bupati Kediri yang akan menggunakan produk Semen Padang pada beberapa proÂyeknya tahun depan. Tentu saja ini sebagai dukungan dari pejabat negara tersebut atas produk asli dan brand tertua di Indonesia. “Komunikasi yang suÂdah terbangun dengan baik ini, akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat,” tambahnya.
Asri melanjutkan, proses perjalanan panjang selama 112 tahun bagi PT Semen Padang telah membawa pengalaman yang luar biasa bagi perusahaan ini dalam menjaga kualitas produknya, sehingga benar-benar bernilai bagi konsumennya. Hal itu ditegaskan perusahaan melalui motto, Jaminan Mutu dan Kekuatan.
“Mutu itu bukan hanya sekadar janji bagi PT Semen Padang. Hal itu tentu telah dibuktikan dengan kokohnya berbagai bangunan maha karya dan landmark yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang,” ujar alumni ITB tersebut.
Ia mencontohkan, berbagai mahakarya yang dibangun menggunakan produk PT Semen Padang, di antaranya, Monumen Nasional (Monas) yang menjadi kebanggaan bangÂsa ini, Gedung MPR/DPR, Jembatan Semanggi, bangunan Bursa Efek Indonesia, menara Jamsostek, dan puluhan gedung pencakar langit lainnya di kawasan Pusat Bisnis SuÂdirman (SCBD) Jakarta, Hotel Indonesia di Jakarta, dan gedung-gedung pabrik dan perkantoran milik Semen Gresik.
Selain itu juga ada bangunan monumental PLTA Sigura-gura di Sumut, PLTA Batang Agam, di Kota Panjang, Sumbar, Fly Over Kelok Sembilan, Masjid Raya Sumbar, Monumen Tsunami Aceh, dan Bandara Kualanamu, Sumut.
Bahkan, katanya, semen produksi Indarung itu juga telah ikut memperÂkokoh sejumlah bangunan penting di Singapura seperti World Trade Center, puluhan bangunan, irigasi dan dermaga di Banglades. Bahkan, sampai Jerman dan Amerika yang separuh lingkaran bumi jaraknya dari Indarung.
“Dari peran sejarahnya selama satu abad, Semen Padang bukanlah sekadar pabrik semen biasa. Pabrik ini merupakan bagian dari sejarah modernisasi di SuÂmatera Barat bahkan Indonesia. Dan, sebagai entitas bisnis atau industri, PT Semen Padang pun sangat unik karena merupakan satu-satunya industri di Indonesia yang mencapai usia panjang dan tidak pernah terputus sejak mulai berproduksi hingga saat ini,” kata Asri.
Asri mengatakan, daÂlam proses produksi dan bisnisnya PT Semen PaÂdang senantiasa menjaga agar kualitasnya tetap ungÂgul hingga sampai ke tangan konsumen. Hal itu dilaksanakan melalui sisÂtem Quality Control & QuaÂlity Assurance yang selalu diupdate sesuai dengan perkembangan zaman.
“Kami sangat menjaga mutu atau kualitas produk kami. Kualitas minimal standar SNI. Dan, sekali lagi itu bukan sekadar janji,” tegas Asri. (ren)
















