Kabupaten Agam, salah satu daerah yang berhasil meraih penghargaan Anugerah Peduli Wisata Awards (PWA) 2022, yang digelar Selasa (27/9) lalu, di Auditorium Gubernuran Sumatera Barat (Sumbar). Agam meraih juara I kategori The Most Improved, disusul Kabupaten Limapuluh Kota (Juara II) dan Kota Payakumbuh (Juara III). Penyerahan penghargaan PWA tahun 2022 ini dilaksanakan oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah kepada Bupati Agam, diwakili Sekda Agam, Edi Busti.
Mahyeldi mengatakan, tahun 2022 ini sektor pariwisata Sumbar perlahan mulai pulih setelah pandemi Covid-19. Data Dinas Pariwisata Sumbar, hingga 31 Agustus 2022 tercatat 3.976.850 kunjungan wisawatan nusantara dan 5.280 kunjungan wisatawan mancanegara, pada objek wisata berbayar di Sumbar. Agar kunjungan wisatawan kembali bangkit, dibutuhkan strategi pemulihan pariwisata. Pemerintah telah mencanangkan Tahun Kunjungan Wisata Sumatera Barat 2023 (Visit Beautiful West Sumatera 2023). Pencanangan melibatkan seluruh stakeholders.
Bupati Agam, Andri Warman melalui Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Parpora) Agam, Syatria menyambut baik terselenggaranya PWA 2022 ini. Menurutnya, terselenggaranya PWA ini menjadi hal positif. Karena memotivasi pemerintahan daerah melahirkan kebijakan untuk kemajuan pariwisata di daerahnya. “Ajang PWA ini terkait soal kebijakan dan keperpihakan daerah terhadap pariwisata. Apa yang dilakukan, program seperti apa, bagaimana melakukan dan apa yang dilibatkan pemerintah daerah,” terang Syatria, Selasa (17/10).
Penilaian yang dilakukan juri PWA ini menurutnya juga sangat fair. Tidak ada yang direkayasa. Dengan meraih prestasi melalui PWA ini, menjadi motivasi bagi Pemkab Agam menyiapkan diri menyambut Visit Beatiful West Sumatera 2023.
Sambut Visit Beautiful West Sumatera 2023
Syatria mengungkapkan, menyambut Visit Beautiful West Sumatera 2023, ada empat destinasi wisata unggulan yang disiapkan. Yakni, destinasi wisata Sajuta Janjang di lereng Gunung Singgalang, Nagari Pakan Siyatan, Kecamatan Banuhampu, spot pemandangan alam Ambun Tanai di Kecamatan Matur, Linggai Park di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya dan objek wisata Pantai di Tanjung Mutiara. Selain menyiapkan destinasi wisata, juga ada ekonomi kreatif yang menjadi daya tarik daerah ini. Ekonomi kreatif di Agam didominasi kuliner dan fashion. “Kalau kuliner, Agam memiliki kuliner yang lezat seperti nasi kapau, itiak lado hijau. Juga ada kuliner khas Maninjau dan Tiku yang juga mendominasi,” terangnya.
Sementara di bidang fashion, di Agam ada di Ampek Angkek, berupa kerajinan sulaman dan bordir. Termasuk juga kerajinan perak di Koto Gadang. Menyambut Visit Beautiful West Sumatera 2023 nanti, Pemkab Agam juga menyiapkan sejumlah event. Salah satunya yang terbesar nanti Festival Pesona Danau Maninjau 2023 di Linggai Park.
Syatria mengungkapkan, saat ini pihaknya juga menyiapkan kalender event 2023. Dalam persiapannya, dilakukan inventalisir event. Di mana seluruh pemerintahan nagari diminta mempersiapkan event tahun 2023 dengan melibatkan komunitas seperti kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang jumlahnya mencapai 54 pokdarwis di Agam.
“Kita juga minta dukungan pemerintah nagari menyiapkan anggaran untuk pokdarwis ini, dalam menyelenggarakan event. Sekitar Bulan November nanti diketahui event tahun 2023 nanti,” terangnya.
Dalam menyiapkan kalender event ini, Pemkab Agam juga melibatkan KONI yang juga menggelar satu cabang olah raga satu event. “Karena event 2023 nanti tidak hanya menonjolkan culture masyarakat saja, tapi juga sport tourism,” terangnya.
Untuk menarik pengunjung atau wisatawan datang ke Agam, Pemkab Agam juga sudah gencar melakukan promosi. Baik promosi bersama Pemprov Sumbar, juga promosi secara parsial sesuai potensi yang ada. Bahkan promosi juga dilakukan melalui event-event berskala Sumbar dan nasional. “Seperti ada agenda event di Jakarta yang diinisiasi oleh BUMD Sumbar, yakni Hotel Balairung yang menggelar pertemuan antara Busines to Busines. Kita tawarkan potensi yang ada di Agam melalui pertemuan tersebut,” ungkapnya.
Pengembangan Pariwisata dari Hulu ke Hilir
Ketua DPRD Agam, Novi Irwan mengatakan, pengembangan pariwisata harus dari hulu ke hilir. Dimulai dari pembenahan objek potensial. Ada tiga macam objek wisata yang perlu dibenahi. Yakni, objek wisata yang dikelola investor, pemerintah dan masyarakat. Pengelolaan objek wisata yang dikelola investor dan pemerintah sudah berjalan. Tinggal lagi yang dikelola masyarakat melalui kelompok wisata di nagari DPRD Agam mendorong pengembangan wisata ini objeknya dulu yang dibenahi, kemudian SDM-nya ditingkatkan. Karena SDM sekarang masih lemah dan belum satu persepsi.
Selain itu juga butuh kesepakatan stakeholder bersama. Objek wisata dikembangkan perlu sentuhan pemerintah dan swasta, tidak hanya masyarakat saja. Seperti, di Kamang, banyak objek wisata Danau Ajaib, Banto Royo dan lainnya. Semuanya tanpa sentuhan pemerintah dan swasta. Padahal banyak ribuan orang hadir di sana.
“Nah, kita di DPRD Agam memulai pengembangannya dari dana aspirasi DPRD yang dianggarkan untuk pelatihan anak muda agar memiliki jiwa entreprenenurship. Setelah dilatih juga dibuat kesepakatan bersama bagi hasil dari pariwisata yang telah dijalankan. Perlu ada peraturan nagari yang mengatur, sehingga ada dampak ekonomi masyarakat,” harapnya.
Pariwisata di Agam juga perlu dikelola secara terpadu. Jadi pengunjung tidak hanya menikmati objek wisata di satu tempat tapi juga bisa nikmati kuliner di tempat lain. Kalau berwisata di Kamang, menikmati kulinernya di Kapau. “Kalau berwisata ke Ambun Pagi, kulinernya di Maninjau, tidak balik ke kota untuk makan. Jadi semuanya butuh terpadu,” terangnya. Hal lain yang perlu jadi perhatian yakni ekonomi kreatif. Karena di kampung-kampung di Agam, kuliner dan kerajinannya cukup banyak. Perlu ada pusat UKM di Timur dan Barat Agam. DPRD Agam menurutnya, akan anggarkan untuk membangun pusat pameran dan pusat UMKM.(**)
