PADANG, METRO – Tutupnya sejumlah retail yang berlabel Minang Mart di Kota Padang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab “gugurnya” retail itu. Beberapa pendapat pun mengemuka tentang persoalan tersebut. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIMPI) Sumbar, Iqra Chissa menyebutkan, bahwa retail tersebut tutup terjadi karena ritel yang kurang perform.
”Penutupan toko ritel ini bukan saja menghantam Kota Padang, tapi juga di daerah lain. Toko-toko ritel besar juga bisa tumbang karena tidak kuasa menahan derasnya arus digitalisasi, pemerintah harus melopori pemikiran baru atau bisnis model baru,” kata Iqra Chissa, Selasa (8/1) saat dihubungi.
Sebagai solusinya, lanjut Iqra, Minang Mart harus menggandeng sejumlah pelaku bisnis online (e-commerce) untuk memasarkan barangnya. Dengan langkah ini diharapkan mampu membantu meningkatkan penjualan dan membuat Minang Mart bertahan untuk tidak menutup gerainya.
”Nah ketika digitalisasi ini menyebar secara cepat, maka Pemprov harus mulai berbenah, merombak bisnis mereka, gencar dalam melakukan trobosan dan promosi. Dengan begitu bakal membuat masyarakat bisa beralih ke Minang Mart,” kata Iqra.
Sementara, warga Korong Gadang, kecamatan Kuranji, Kota Padang, Dodik Setio menyayangkan ketika diketahui ada beberapa retail Minang Mart yang yang tutup dan berganti nama.
”Kita sebagai konsumen sangat menyayangkan juga, padahal konsepnya bagus, memotong jalur distribusi, namun kenyataan ketika saya belanja, harga produk yang dijual tak semurah seperti yang di konsepkan pertamanya,” ungkap Dodik.
Kemudian, kata Dodik, dari segi kecukupan produk di Minang Mart juga kurang. “Tidak hanya terkait harga yang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET), namun kelengkapan produk yang kita cari juga tidak lengkap,” ungkap Dodik.
Sementara soal pelayanan, katanya, cukup nyaman dan memuaskan. ”Layanan ya ramah-ramah tentunya dan juga nyaman. Di Minang Mart itu hanya kurang lengkap produk yang kita cari dan kemudian dari segi harga juga berbeda dengan toko lain yang lebih murah,” jelas Dodik.
Sebelumnya diketahui Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno resmi meluncurkan Minang Mart pada 24 Mei 2016 lalu. Peluncuran Minang Mart digadang-gadang merupakan bentuk upaya pemerintah setempat untuk menggantikan retail modern Alfamart dan Indomart yang tidak memperoleh izin berdiri di Sumbar. Namun, sayangnya hal tersebut berbanding terbalik dengan persoalan yang terjadi saat ini. (mil)


















