BALAI BARU, METRO–Dari 92 unit kendaraan truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, sekitar 50 persen sudah berusia uzur. Meski sudah tua, namun DLH mengklaim jika kendaraan masih bisa dioperasionalkan untuk mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin, Kecamatan Kototangah.
Kepala DLH Kota Padang, Mairizon mengatakan mesti banyak yang telah uzur kondisinya namun kendaraan tersebut masih digunakan mengangkut sampah di Kota Padang. “Jumlah kendaraan operasional sebanyak 92 unit dan itu beroperasi seluruhnya,” ujar Mairizon, Rabu (21/9).
Ia menambahkan, kendaraan operasional yang ada saat ini masih kurang untuk memengangkut sampah masyarakat di kota bingkuang. Kebutuhan DLH untuk membawa sampah berjumlah 127 unit kendaraan.
Untuk mengantisipasi kekurangan kendaraan operasional tersebut, DLH sudah melakukan pengajuan penambahan kendaraan pada Pemko Padang. Namun belum terealisasi. Sebab, kas daerah tidak mencukupi. Ditambah lagi anggaran dipangkas pusat untuk penanganan virus corona.
Seperti diketahui, Kota Padang dengan penduduk sekitar 914 ribu jiwa setiap hari menghasilkan total 640 ton sampah. Kemudian, untuk pembagian kewenangan dalam mengelola sampah di Kota Padang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 21 tahun 2012.
Dijelaskan, ketika sampah berada di rumah tangga merupakan kewajiban masyarakat untuk mengelola hingga sampai ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) berupa kontainer sampah.
Saat ini, DLH atau Pemko telah menyediakan ratusan kontainer sampah dan puluhan becak motor untuk mengangkut sampah dari rumah-rumah warga ke tempat TPS. “Dan, untuk pengangkutan sampah dari TPS ke TPA di Aia Dingin menjadi tanggung jawab kita,” ulas Mairizon.
Terpisah, Ketua fraksi Demokrat DPRD kota Padang, Surya Jufri sangat risih mendengar banyaknya kendaraan pengangkut sampah yang telah uzur usianya.
“Kita meminta kepada Wako Padang membenahi hal ini. Jika tak bisa lagi diperbaiki, beli baru. Jangan dipakai juga. Nanti berisiko,” ujar Bitel yang juga anggota komisi III DPRD Padang ini.
Ia menyampaikan, apabila Pemko Padang mengeluhkan dana untuk penambahan. Kenapa pada agenda seremonial Apeksi pada awal Agustus lalu anggarannya tersedia. “Kita ingin wali kota melihat masalah ini secara perspektif. Sebab persoalan sampah ialah masalah prioritas untuk ditangani,” pungkas wakil rakyat III periode ini. (ade)
