PADANG, METRO–Tahun 2022 ini cukup banyak pembangunan sektor perhubungan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang dilaksanakan dalam upaya mengintegrasikan intermoda darat, laut, udara dan kereta api. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Heri Nofiardi mengatakan, di sisi laut, pembangunan Teluk Tapang di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) yang sudah dirancang beberapa tahun lalu, sudah mulai beroperasi.
“Pelabuhan Teluk Tapang sudah beroperasi. Tinggal lagi pembangunan jalan ke pelabuhan yang saat ini sudah proses tender. Ditargetkan tahun 2023 pembangunan jalan selesai. Sehingga tambang dan CPO yang diekspor melalui Teluk Bayur bisa melalui Pelabuhan Teluk Tapang,” ungkap Heri, di sela-sela peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2022, Minggu (18/9) di Kantor Dishub Sumbar.
Termasuk juga pembangunan Pelabuhan Panasahan di Painan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Heri mengungkapkan, di akhir tahun 2022 ini, Sumbar sudah mulai ekspor batu bara melalui pelabuhan ini. “Otomatis tambang lainnya selain batu bara dan CPO juga sudah bisa diekspor melalui Pelabuhan Panasahan,” terang Heri. Dampak beroperasinya Pelabuhan Panasahan ini menurut Heri sangat besar. Di mana, akan mengurangi angkutan barang di jalan raya menuju Kota Padang. Sehingga akan mengurangi kemacetan, penghematan BBM dan memangkas waktu jarak tempuh. “Juga berdampak akan mengurangi cost (biaya) distribusi ekspor impor. Makin kecil biaya cost transportasi, maka akan makin besar keuntungan diperoleh,” terangnya.
Dari sisi kereta api, Heri menyebutkan, tahun ini pemerintah menyediakan anggaran yang cukup besar mencapai Rp300 miliar untuk revitalisasi dan penutupan perlintasan liar di Sumbar. “Perlintasan liar ini ditutup lalu kita ganti dengan membangun jalan kolektor dan inspeksi. Sehingga masyarakat nanti tidak semaunya saja melintasi perlintasan sebidang yang membahayakan keselamatan,” terangnya.
Termasuk juga peningkatan revitalisasi jalur rel kereta api ke Pauh V. Sehingga, kereta api dari Pariaman bisa langsung ke stasiun Pauh V dan juga kereta api dari Kayu Tanam juga bisa langsung ke stasiun di Pulau Air. Berikutnya, di sisi darat, saat ini Terminal Anak Air di Kota Padang juga sudah beroperasi. Tinggal lagi melengkapi perlengkapannya dan pelebaran akses jalan di depan terminal. Dengan adanya terminal termegah di Sumbar ini, maka semua kendaraan angkutan penumpang umum tidak lagi masuk ke Kota Padang. “Angkutan penumpang ini mereka akan berkumpul di Terminal Anak Air dan untuk transportasi warga ke terminal akan diintegrasikan dengan Bus Trans Padang dan kereta api. Karena juga beberapa stasiun kereta api yang dikembangkan. Seperti, Stasiun di Alai dan depan Basko Hotel yang akan diperbesar,” ungkapnya. “Dengan sejumlah pembangunan sektor perhubungan yang dilaksanakan tahun ini, secara integrasi, antara udara, kereta api, darat dan laut ada konektivitas di Sumbar,” tambahnya.
Termasuk juga di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Tahun ini juga pembangunan Bandara Rokot ditargetkan selesai dan bisa dilalui dan disinggahi pesawat. Kehadiran bandara ini juga membantu konektivitas ke Kepulauan Mentawai. “Termasuk Dermaga Tuapejat di Kepulauan Mentawai yang saat ini dilakukan pembangunan pelebaran dermaga. Jadi semua sudah terintegrasi,” terang Heri. Semua pembangunan yang dilaksanakan ini menurut Heri tidak terlepas dari dukungan pemerintah pusat melalui APBN yang cukup besar hampir mendekati Rp1 triliun ke Sumbar. Dengan dukungan APBN yang besar ini sangat membantu perputaran uang di Sumbar dan membuka lapangan pekerjaan. “Sehingga ekonomi masyarakat mengeliat, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” harapnya.(fan)
