AIEPACAH,METRO–Warga Kota Padang diharapkan mewaspadai serangan nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, saat ini kasus demam berdarah semakin meningkat.
Masyarakat pun diminta untuk mewaspadai adanya jentik-jentik nyamuk tersebut. Sebab, DBD disebarkan atau ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang telah terinfeksi virus dengeu.
Misalnya, kasus di Kelurahan Kuranji. Setidaknya di satu RT saja di RW 2 Kelurahan Kuranji, ada dua orang warga yang terkena dan dirawat karena DBD. Musim penghujan yang disertai panas diprediksi memicu perkembangan nyamuk begitu cepat.
“Harus hati-hati wak kini. Pasang ubek anti nyamuk bia ndak digigik nyamuk demam berdarah,” kata Yuni (40), salah seorang warga RT 01 Kelurahan Kuranji, Rabu (7/9).
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang merilis bahwa kasus penyakit DBD mengalami tren kenaikan. Pada tahun 2022 ini terjadi sebanyak 441 kasus, sementara tahun 2021 yang hanya 366 kasus.
Kadis Kesehatan Kota Padang, dr Sri Kurnia Yati mengatakan, berdasarkan kelompok usia, penderita penyakit tersebut didominasi rentang usia dewasa 15 hingga 44 tahun.
Kemudian disusul anak dan remaja usia 5-14 tahun, dan masing-masing 10 persen untuk kelompok usia 1-4 tahun ada 5 orang dan dan di atas 44 tahun.
Ada tiga kecamatan yang menjadi kasus DBD tertinggi, di antaranya, Koto Tangah, Kuranji dan Nanggalo. “Kami menyarankan masyarakat lebih waspada potensi penularan dan optimalkan 3M serta menerapkan gaya hidup sehat,” kata Sri Kurnia di Media Center Balaikota Padang beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, gejala demam berdarah yang sering terjadi pada pasien diantaranya demam tinggi, nyeri kepala, nyeri pada sendi otot dan tulang, nyeri di bagian belakang mata, nafsu makan menurun, mual, muntah serta ruam kemerahan bahkan pendarahan.
Gejala lainnya yaitu mulai kerasa mual-mual, terus muntah-muntah, pembengkakan kelenjar, nyeri sandi dan otot.
Bahkan gejala terparah dari demam berdarah adalah pertama syndrom demam itu sendiri, dimana bisa menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku).
Menurut kadinkes, solusi yang bisa dilakukan warga adalah melakukan 3M plus. Yakni menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air.
Selain itu, warga juga diminta harus rajin memantau semua wadah yang dapat digunakan oleh nyamuk berkembang, yakni aedes aegypti.
“Jangan menggantung pakaian terlalu lama, memelihara ikan pemakan jentik, menghindari gigitan nyamuk dan membubuhkan abate,” katanya. (tin)
