”Amblasnya badan jalan ke dalam jurang tersebut selain disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan sisi tebing terguras oleh air dan dibeberapa titik disebabkan oleh luapan air sungai yang terus menerus menghantam sisi tebing sehingga terjadi abrasi dan pengikisan tebing badan jalan,” ungkap M. Safei dan Sardi.
M.Safei dan Sardi menyampaikan kekhawatirannya, apabila pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota atau Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) tidak segera mengatasi badan jalan yang amblas, apalagi curah hujan akhir Desember ini makin tinggi, dikhawatirkan badan jalan yang amblas tersebut semakin melebar dan parah. Jika hal itu terjadi, maka tidak tertutup kemungkinan akan mengancam putusnya badan jalan.
”Jika kekhawatiran ini terjadi, maka Kecamatan Kapur IX sebagai daerah penghasil gambir dan karet terbesar di Kabupaten Limapuluh Kota ini, terancam akan menjadi daerah terisolasi. Karena sarana jalan satu-satunya yang menghubungkan daerah ini dengan Kecamatan Pangkalan dan pusat ibukota Kabupaten Limapuluh Kota serta Kota Payakumbuh atau menuju Propinsi Riau, terancam putus,” pungkas M.Safei dan Sardi. (us)


















