JAKARTA, METRO–Setelah Liga 1 kickoff pada 23 Juli, PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan memutar kompetisi Liga 2 musim 2022–2023. Memang belum ada tanggal pasti. Namun, kompetisi kasta kedua itu rencananya bergulir akhir Agustus.
Direktur Operasional PT LIB Sudjarno mengungkapkan, Liga 2 akan diputar dengan format tiga wilayah. Hal itu berbeda dari musim lalu yang dimainkan dengan empat wilayah dengan format home tournament.
Nah, dengan sistem tiga wilayah, Liga 2 akan dimainkan dengan format home-away. Dua tim teratas di tiap-tiap grup akan melaju ke babak enam besar. Sama seperti fase grup, babak enam besar juga dimainkan dengan sistem home-away.
“Format ini sedang kami usulkan ke PSSI. Nanti PSSI melalui sidang exco yang akan menentukan,” ucap mantan Wakapolda Metro Jaya itu, Selasa (19/7).
Sudjarno menambahkan, ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan menggelar Liga 2 dengan format tiga wilayah. Salah satunya finansial klub.
“Kami juga mempertimbangkan waktu FIFA Matchday dan jumlah pertandingan yang mendekati ideal untuk menuju promosi. Tapi, semua keputusan ada di federasi. Apa pun formatnya, kami siap menjalankan,” tegasnya.
Meski baru sebatas usul, format tersebut sudah diketahui klub-klub peserta Liga 2. Klub pendatang baru Nusantara United misalnya. Mereka antusias dengan format itu. Pelatih Nusantara United Slamet Riadi memprediksi timnya berada di wilayah tengah.
“Tapi, apa pun ceritanya, kami akan selalu siap menampilkan yang terbaik,” ujarnya kepada Jawa Pos.
PSIM Jogjakarta juga antusias dengan konsep tersebut. CEO PSIM Bima Sinung Widagdo mengungkapkan, format itu cukup ideal untuk saat ini. Dengan format tersebut, jumlah pertandingan di tiap-tiap grup akan berkisar 16-18 match.
“Jumlah itu lebih banyak dibandingkan musim lalu yang hanya 10 pertandingan. Menurut saya, jumlah itu (16–18 match pada fase grup, Red) sebenarnya belum ideal dalam semusim kompetisi. Idealnya dalam semusim adalah di atas 25 pertandingan,” ungkap Bima kepada Jawa Pos.
Meski begitu, format tiga wilayah dan sistem kandang-tandang akan membuat Liga 2 menjadi lebih kompetitif dibandingkan musim lalu.
“Di tengah pandemi Covid-19, format tiga wilayah juga memberikan kesempatan kepada klub untuk sedikit menghemat biaya transportasi dan akomodasi,” terangnya.
Sama seperti PSIM, pelatih Persipura Jayapura Ricky Nelson menilai format tiga wilayah lebih menghemat bujet. Namun, apa pun formatnya, mantan pelatih Sulut United dan Borneo FC Samarinda itu memastikan Mutiara Hitam –julukan Persipura– siap tempur.
“Bagaimanapun sistem kompetisinya, kami siap. Target kami tetap sama. Yaitu, kembali ke Liga 1,” tegas pendiri klub Liga 3 Serpong City itu. (jpg)