PADANG, METRO – Musik keras yang mengentak dan kemeriahan di panggung Teebox Music Room, tiba-tiba terhenti, ketika petugas gabungan Satpol PP Provinsi Sumbar, Satpol PP Padang dan Korem 032/Wbr, Minggu dinihari (16/12) merazia tempat hiburan tersebut. Ada 21 pengunjung yang diperiksa petugas.
Sayangnya penertiban sekitar pukul 01.00 dinihari tersebut, membuat kecewa Owner Teebox, Henky Sutanto. Pasalnya, razia atau penertiban petugas gabungan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Selain itu, Henky mengaku dua petugas keamanan atau sekuriti Teebox Music Room mengalami kekerasan oleh petugas gabungan. Akibatnya, sekuriti bernama Ridwan melaporkan ke polisi, karena dianiaya oleh orang tidak dikenal.
Henky Sutanto menceritakan, sekitar pukul 01.00 WIB secara tiba-tiba naik ke panggung dua anggota petugas ke Music Room Teebox. Saat itu artis ibukota Azmi sedang membawa lagu diberhentikan secara paksa sambil berteriak untuk berhenti.
“Saya sangat terkejut atas apa yang terjadi. Ternyata dua petugas yang menggunakan baju Satpol PP tersebut merebut mik artis yang sedang bernyanyi, serta mengatakan laki-laki ke sebelah kanan dan wanita ke sebelah kiri tanpa permisi terlebih dahulu kepada pihak Teebox,” kata Henky kepada wartawan, Minggu (16/12).
Saat kejadian, Hengky yang berada di lantai 2, langsung turun ke bawah dan naik ke atas panggung dan mengambil mik sambil mengatakan,”terima kasih kepada bapak petugas dan silahkan bapak petugas naik ke atas pentas untuk berdialog, dan menjelaskan penertiban apa yang sedang bapak lakukan”.
“Saat itu petugas mengatakan tidak perlu berdialog. Kami melakukan penertiban. Saya menilai ini arogan dan anarkis, serta memalukan semua orang yang ada di Teebox dan para artis ibukota,” ujar Henky.
Henky kembali menanyakan kepada petugas untuk mengetahui dari mana instansi dan surat tugas atas penertiban yang dilakukannya Sabtu malam (15/12) tersebut. Tetapi pihak dari petugas yang mengamankan tersebut tidak bisa memperlihatkan surat tugas dengan alasan surat tugas tersebut tertinggal di kantor.
“Saya bertanya, bapak melakukan penertiban atau razia apa? Namun, mereka (petugas) tidak memberitahukannya. Padahal, saya mendukung sekali jika ada melakukan penertiban di Teebox. Namun, dengan syarat harus jelas SOP,” ucapnya.
Pada razia itu, lanjutnya, para wanita yang ada di restoran sedang makan dan di room karaoke pun ditarik dan dibawa ke mobil petugas. “Ada salah satu pengunjung wanita di lantai 2, gara-gara ulah petugas ini dia mau lompat dari lantai dua karena membela diri,” katanya.
Dijelaskan, Teebox sudah mengantongi memiliki izin dari Pemerintah Kota Padang. Dan usahanya tersebut tidak melanggar jam tayang. Di mana, dalam Perwako, batas jam tayang diperbolehkan hingga pukul 02.00WIB. Sedangkan petugas yang mendatangi Teebox tersebut datang pada pukul 01.00 disaat acara puncak Teebox berlangsung.
“Teebox ini adalah mitra dari pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata, Disnaker dan pajak. Sebab, tiga instansi pemerintah ini berkaitan dengan tempat yang kami kelola, dan penertiban yang dilakukan petugas ini membuat saya bingung. Salahnya dimana? Usaha saya masih di dalam jadwal kok. Ini malah nyeruduk saja masuk secara brutal, seolah-olah melakukan penangkapan teroris,” tukas Henky.
Sementara, bintang tamu Teebox, Azmi menuturkan, dia kaget mengalami kejadian seperti ini. Sebab, selama dia memanggung tidak pernah mendapati peristiwa tersebut.
“Mereka melakukan razia tidak bisa menunjukan surat tugas dan tata caranya pun tak sesuai dengan SOP, karena tidak ada surat tugas dan langsung tiba-tiba mendobrak pintu depan dan mencoba menarik mik. Sebelumnya, saya tampil di Padang beberapa hari yang lalu di Teebox juga mengalami razia juga, tapi saat itu sesuai dengan SOP,” ucapnya.















