PARIAMAN, METRO – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia Basuki Hadimuljono, kemarin, bersama Wali Kota Pariaman H Genius Umar dan Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni serta Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin melakukan peninjauan ke Pasar Pariaman.
Peninjauan dilakukan rombongan Menteri PUPR tersebut, karena kondisi Pasar Pariaman pasca dikunjungi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar belum lama ini semakin mengkwatirkan dan semakin tidak layak untuk ditempatkan dan butuh perbaikan secepatnya.
Namun, APBD Kota Pariaman tidak mencukup untuk memperbaiki Pasar Pariaman. Atas dasar itulah Walikota Pariaman H Genius Umar meminta bantuan kepada pemerintah pusat dan Propinsi agar dilakukan perbaikan atau pembangunan baru untuk Pasar Pariaman ini.
Kondisi demikian disambut langsung Menteri PUPR Hadi Muljono setelah melihat langsu7ng Pasar Pariaman. Kenapa Tidak Hadi Muljono menyatakan, kondisi bangunan Pasar Pariaman sudah tidak layak untuk ditempati oleh para pedagang.
“Setelah kami tinjau ke lapangan sekarangt ini, kondisinya cukup memprihatinkan dan perlu segera dilakukan rekonstruksi oleh pemerintah. Kondisi ini akan langsung saya bahas sesapai di Kementrian PUPR nantinya,” katanya.
Setelah melihat langsung kondisi pasar yang dibangun pada 1987, pihaknya mengaku segera melakukan koordinasi bersama Menteri Perdagangan RI agar dapat ditindaklanjuti kedepannya.
Apalagi katanya, pemerintah pusat memiliki program revitalisasi 1.000 pasar tradisional di seluruh tanah air dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perdagangan.
Namun ia mengaku baru menerima proposal permohonan bantuan revitalisasi Pasar Pariaman saat berkunjung ke Pariaman dengan besaran anggaran mencapai Rp 110 miliar.
Secara umum ia menjelaskan ada tiga indikator yang harus dipenuhi oleh pasar apabila ingin ditempati oleh konsumen maupun pedagang. “Ketiga faktor tersebut yaitu nyaman, aman dan layak,” katanya.
Sedangkan kondisi Pasar Pariaman katanya, sama sekali tidak memenuhi ketiga unsur tersebut sehingga dinilai perlu segera direvitalisasi. Terkait rencana mulai dilakukan revitalisasi Pasar Pariaman, pihaknya mengaku belum bisa memastikan.
Apakah katanya, akan dimulai pada 2019 atau tidak, karena ia masih perlu koordinasi bersama Presiden dan kementerian terkait yang berhubungan dengan pasar. Apalagi ini menyakut persoalan anggaran apa bisa tertampung dalam APBN 2019 atau tidak .
Ia menambahkan apabila jadi dibangun dan masuk ke dalam program revitalisasi 1.000 pasar, maka bangunannya harus ramah gempa untuk menghindari kemungkinan terburuk jika terjadi gempa bumi.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan berdasarkan hasil Detail Engineering Design (DED), pembangunan Pasar Pariaman diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp108 miliar.
Berdasarkan hasil kajian pemerintah daerah, pasar yang dibangun pada 1987 tersebut sudah wajib dibangun ulang karena sebagian besar bangunannya sudah rusak akibat diguncang gempa bumi.
“Kami mengkhawatirkan bangunan yang sudah tidak layak tersebut bisa memakan korban jiwa, inilah yang menjadi pertimbangan utama. Kalau kita bangun dengan APBD Kota Pariaman jelas tidak akan bsia, karena dananya cukup besar, karena itu kita butuh bantuan pusat,” tambahnya. Setelah itu, rombongan Menteri PUPR dan Walikota Pariaman dan Bupati Padangpariaman meninjau Pantai Gandoriah Pariaman. Saat itu terungkap berbagai jenis masukan dari Menteri PUPR untuk kemajuan objek wisata Pantai Kota Pariaman. (efa)
