LUMIN, METRO–Kepala Dinas Pertanian Kota Padang, Syahrial Kamat mengatakan penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan seperti sapi, kambing masih menjadi ancaman. Dalam waktu dekat peternak lokal akan diberi vaksin PMK untuk menghindari terjadinya wabah.
Dijelaskannya, saat ini sudah ada 100 pcs vaksin PMK. Namun, untuk tahap pertama, vaksin-vaksin itu diprioritaskan untuk disuntikan pada sapi-sapi di Balai Pembibitan Dinas Pertanian di Aia Pacah. “Dan dalam pekan besok akan segera disuntikan,” ungkap Syahrial Kamat.
Vaksin PMK untuk peternak lokal menurut Syahrial Kamat akan datang sekitar September nanti. Setelah sampai, vaksin tersebut akan dibagi-bagikan pada peternak.
Sampai saat ini penyebaran virus PMK di Kota Padang sudah berhasil dibendung. Sebelumnya, ada sekitar dua puluhan ekor sapi yang terkena di Kecamatan Lubuk Begalung. Namun sekarang sudah sembuh. “Sampai sekarang belum ada kasus baru,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemprov Sumbar mencanangkan gerakan vaksinasi PMK yang dimulai Jumat (24/6) lalu. Pencangan vaksinasi tersebut ditandai dengan penyerahan 4.200 dosis vaksin PMK dan obat-obatan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementrian Pertanian RI, Tri Melasari selaku penanggung jawab PMK di Sumatera Barat pada Wakil Gubernur, Audy Joinaldy.
Menurut Wakil Gubernur, meski kasus PMK di Sumbar tergolong tidak parah, namun pemerintah tetap memberikan perhatian khusus untuk menjaga situasi tidak memburuk. Terutama di daerah-daerah yang menjadi kantong-kantong peternakan dan sapi perah, seperti Padang Panjang, Agam, Solok, dan Solok Selatan. Wagub memastikan peternakan di ke empat wilayah tersebut untuk segera mungkin divaksin.
“Populasi sapi perah kita tidak terlalu banyak, ada 700 insyaAllah dengan dosis yang ada sekarang cukup. Jadi Pastikan sapi perah, indukan dan sapi-sapi bantuan dalam dua hari ini tervaksin 100 persen, karena ini kan nilai ekonomisnya sangat tinggi,” tegas Wagub.
ia menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging hewan ternak. Menurut Wagub, PMK bukan penyakit zoonotik sehingga tak dapat ditularkan pada manusia. “Perlu kita edukasi juga, masyarakat harus tau ini bukan zoonosis, jadi tetap aman untuk dikonsumsi. Tidak perlu takut, apalagi ini kan mau Idul Adha. Sapi-sapi yang sakit tidak apa-apa dipotong paksa,” terang Wagub.
Sementara itu, Tri Melasari menuturkan bahwa 4.200 dosis vaksin dan obat-obatan merupakan bantuan tahap awal. Tri menjelaskan, vaksinasi tahap awal tersebut ditargetkan selesai pada 2 Juli mendatang. Kemudian bantuan berikutnya akan didistribusikan kembali secara bertahap dan proporsional sesuai kebutuhan di daerah.
“Bantuan diberikan berdasarkan proporsional populasi, target prioritas dan tingginya kejadian,” katanya menjelaskan. (tin)
