Chandara Antoni – Tanahdatar
Meski terlihat tidak sehat lagi, namun di dalam rumah tua reot itu dihuni satu keluarga kecil. Pasangan paruh baya dengan satu orang putrinya. M Rasul (85), dia tinggal bersama istrinya Yuliana (61). Mereka bersama dengan putrinya bernama Sas Wanti (38).
M Rasul sehari hari berprofesi sebagai tukang panjat kelapa. Sementara istrinya dan putrinya bekerja sebagai penggembala kambing milik tetangga. Tinggal dalam gubuk reyot, rapuh, kumuh, berlantaikan papan, bolong di sana sini, sudah menjadi hal yang biasa bagi keluaga ini.
Tak terbayangkan, jika hari hujan lebat. Seisi rumah akan basah karena atap rumahnya lapuk dan tiris. Namun bagaimana lagi, karena keterbatasan ekonomi, mau tidak mau mereka harus tetap bertahan dan menikmati hidup tinggal di dalamnya. Meski hidup di bawah garis kemiskinan, keluarga ini tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah. Hanya beras raskin yang mereka dapat, itu pun baru-baru ini saja. Begitu pahitnya hidup selalu dirasakan Yuliana.
Seorang Bhabinkamtibmas dari Polsek Tanjung Emas, Brigadir Rievond Zani tanpa sengaja berjalan ke daerah tersebut. Dia pun begitu penasaran saat melihat rumah tua itu. Bahkan dia pun sempat mengobrol dengan Yuliana. Mendengar cerita tek Yuliana bagaimana mereka hidup dan bertahan di rumah tua itu, membuat hati Bhabinkamtibmas ini terenyuh. Ia pun berinisiatif dengan uang saku sendiri, membelikan beberapa helai seng untuk menutupi kebocoran atap rumah keluarga M Rasul.
Tak hanya sekedar membelikan atap, Rievond Zani juga membantu memasangkan atap seng, khususnya di tempat-tempat yang paling parah kebocorannya. Dia berharap dengan bantuan yang diberikan paling tidak bisa melindungi keluarga M Rasul saat hujan. “Kasihan melihat mereka, tak hanya atap rumah yang sudah mengalami kebocoran di sana sini, dinding banyak bolong. Sungguh luar biasa mereka bisa bertahan hidup di dalamnya,” ungkap Rievond Zani.
Selain atap seng, Rievond Zani juga membelikan kayu, serta papan triplek untuk menutupi dinding rumah M Rasul, lagi lagi dengan uang pribadinya. “Saya sangat terkesan dengan penderitaan hidup yang dirasakan keluarga ini, cuma ini yang bisa saya bantu,” kata Rievond.
Ia pun berharap, kepada pemerintah nagari maupun Pemkab Tanahdatar untuk bisa memberikan bantuan sebuah rumah layak huni bagi keluarga M Rasul yang sudah tua renta. Secara ekonomi keluarga hidup jauh dari kata baik. M Rasul dalam usia rentanya masih memanjat kelapa untuk mendapatkan rupiah.
Isterinya, Yuliana, hanya sebagai ibu rumah tangga. Ia hanya menggantungkan hidup dari penghasilan suaminya yang tak seberapa, hanya cukup untuk bertahan hidup sehari hari, dapat pagi, sore lenyap kembali. (**)