TELUK BAYUR, METRO – Sebanyak 296 karyawan organik dan nonorganik IPC Teluk Bayur Padang mengikuti tes urine secara mendadak. Pemeriksaan urine itu dilakukan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumbar itu usai para karyawan IPC itu usai mengikuti apel pagi di kantor IPC Teluk Bayur, Senin (10/12).
Pemeriksaan urine secara mendadak itu sempat membuat para karyawan yang ikut apel di pagi itu kaget karena tidak instruksi sebelumnya tentang adanya tes urine di saat itu. General Manager (GM) IPC Teluk Bayur, Armen Amir mengatakan, pemeriksaan urine pada ratusan karyawan IPC Teluk Bayur baik yang organik dan nonorganik itu merupakan tindaklanjut kerja sama antara kantor pusat IPC dengan BNN.
“Ini dalam rangka memastikan Teluk Bayur bebas narkoba. Makanya kami jalin kerja sama dengan BNP Sumbar,” ungkap Armen Amir, Senin (10/12).
Dijelaskannya, ada empat poin yang ditekankan dalam MoU dengan BNP Sumbar itu. Yakni memastikan semua pegawai dan karyawan organik dan nonorganik bebas dari narkoba. Lalu memastikan tempat yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur tidak digunakan sebagai tempat penyalahgunaan narkoba.
Kemudian terangnya, memastikan manajemen Pelabuhan Teluk Bayur Bangkit, terlibat dalam pemberantasan narkoba. Terakhir, memastikan masyarakat di sekitar Pelabuhan Teluk Bayur bebas narkoba.
“Saya ingin Teluk Bayur Bangkit ini bersih dari semua bentuk narkoba. Dan tes urine ini akan dilakukan secara bertahap terhadap mitra kerja dan stakeholder yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur ini,” tambah Armen.
Menyangkut hasil tes urine yang dilakukan pagi itu, Armen menyebutkan, bila ada karyawannya yang positif menggunakan narkoba, maka akan diberikan tindakan sesuai dengan aturan di IPC. “Namun, akan dipastikan dulu apakah mereka hanya sekadar pemakai atau sampai kepada pengedar. Mengenai sanksinya mulai dari ringan, sedang hingga berupa pemberhentian sebagai karyawan,” tegas Armen.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Provinsi (BNP) Sumbar, Brigjen Pol Khasril Arifin Chaniago mengatakan, BNN merupakan lembaga yang komplit dalam penanganan narkotika, mulai dari pencegahan, pembertasan dan rehabilitasi. “Sebelumnya, ada MoU antara BNN Pusat dengan Pelindo II. Kemudian ditingkat daerah kami tindaklanjuti dengan penandatanganan kerja sama bersama IPC Teluk Bayur,” jelasnya.
Disampaikannya, Indonesia sudah darurat narkotika bahkan sudah masuk ke nagari. Untuk itu, semua instansi pemerintah perlu dilakukan tes urine. Khusus Sumbar merupakan jalur merah pergerakan barang haram tersebut seperti ganja masuk dari Aceh, kemudian jenis lainnya ada yang masuk dari Medan, Bengkulu dan Jambi.
“Jalur laut seperti pelabuhan masih belum begitu banyak, paling ketangkapnya di Bakauheni Lampung. Walaupun demikian tes urine di Pelabuhan Teluk Bayur tetap dilaksanakan,” ujar Brigjen Khasril. (heu)