SIJUNJUNG, METRO–Kampung madu galo-galo resmi dilaunching sebagai penunjang pariwisata di Kabupaten Sijunjung. Sinergi UMKM dan pariwisata itu ditujukan mampu menjadi sumber perekonomian baru bagi masyarakat terutama pasca Pandemi Covid-19 melanda.
Launching kampung madu galo-galo digelar di lokasi Rest Area Geopark Silokek dan dihadiri langsung oleh Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM RI, Ir.Eddy Satriya, M.A. bersama Bupati Sijunjung Benny Dwifa, Sekda Dr.Zefnihan, AP. MSi beserta jajaran OPD di lingkungan Pemkab Sijunjung,
Kegiatan itu sekaligus bertepatan dengan reuni alumni SMAN 1 Bukittinggi di Kawasan Geopark Silokek yang juga dihadiri mantan Bupati Agam, Indra Catri beserta rombongan alumni lainnya. Pada Minggu (5/6).
Deputi Usaha Mikro Kementerian, Ir.Eddy Satriya meninjau langsung berbagai jenis UMKM yang ada di Kabupaten Sijunjung, termasuk kolaborasi produk UKM dengan pariwisata di beberapa titik seperti di Lorong Waktu Minangkabau atau yang dikenal dengan Perkampungan Adat serta di kawasan Geopark Silokek.
“Saya melihat sejumlah produk UMKM di Sijunjung memiliki potensi yang bagus, termasuk pemberdayaan madu galo-galo yang memiliki prospek kedepannya. Ini bisa menjadi ikon UMKM untuk Sumbar, khususnya Sijunjung jika dikelola dan dibina dengan baik,” tutur Eddy Satriya.
Pihaknya mengapresiasi inisiatif pemuda di Sijunjung yang banyak bergerak dalam pengembangan UMKM. “Ide dan inovasi tetap harus dikembangkan, bahkan saya juga melihat kolaborasi antara UMKM dengan pariwisata sudah berjalan di Sijunjung. Ini progres yang positif,” terang alumni SMAN 1 Bukittinggi itu.
Konsep Pemkab Sijunjung dalam mengembangkan Geopark Silokek patut diacungi jempol. “Konsep geopark ini sangat luar biasa, ini menjadi ikon bagi Sijunjung, ternyata kita di Sumbar memiliki keindahan alam yang mempesona,” ujarnya.
Pihaknya akan membawa program dari kementrian untuk Sijunjung. “Saya minta tolong untuk disiapkan proposalnya, yang jelas paket pelatihan dan pembinaan UMKM untuk Sijunjung akan kita salurkan dari kementrian, sembari menyusul program lainnya yang memungkinkan,” tambahnya.
Bupati Benny Dwifa memaparkan bahwa, dengan sejumlah potensi yang dimiliki Sijunjung, selaku pemerintah daerah pihaknya menjamin Kabupaten Sijunjung sangat terbuka dan ramah untuk investasi.
“Sijunjung sangat terbuka untuk investasi, selain potensi gas, kita memiliki sumber daya alam seperti batu mangan, batu kapur, dolomit dan lainnya. Sijunjung paling siap dan paling ramah untuk investasi,” papar Bupati Sijunjung.
Dikatakan, UMKM diharapkan sebagai sektor membangkitkan ekonomi pasca pandemi. “Kita punya banyak jenis pengembangan UMKM diantaranya madu galo-galo dan Kopi Carano Ameh yang kini masuk nominasi di tingkat nasional. Saat ini banyak menjadi Inisiatif dari pemuda Sijunjung yang dominan bergerak di bidang UMKM. Bahkan tiga tahun pemuda pelopor berhasil diraih pemuda Sijunjung,” ucap Benny Dwifa bangga.
Sedangkan untuk potensi pariwisata, destinasi Lorong Waktu Minangkabau atau yang dikenal dengan Perkampungan Adat yang terletak di Nagari Sijunjung merupakan satu-satunya kampung yang hingga kini masih hidup budaya asli Minangkabau.
“Bahkan sejak abad 16 hingga kini, baik arsitek dan budayanya tetap terjaga. Tak tergerus perkembangan zaman. Berada di pusat kabupaten, dan berbentuk dalam satu kawasan. Adat dan budaya Minangkabau masa lampau sangat kental disana,” terang Bupati Sijunjung.
Benny Dwifa berharap dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah pusat agar bisa mewujudkan pembangunan Sijunjung lebih baik lagi kedepannya. “Kami butuh dukungan dan kerjasama semua pihak untuk membangun Sijunjung, karena tanpa kerjasama dan kolaborasi tentunya kemajuan daerah ini tidak akan bisa terwujud,” pungkasnya. (ndo)















