SOLOK, METRO – Menapak usia 48 tahun, banyak agenda yang dilaksanakan Pemko Solok. Tidak saja kegiatan seremonial yang dibalut dengan budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat, namun momentum hari jadi Kota Solok tahun ini juga menggali segala potensi daerah.
Sejumlah rangkaian kegiatan hari jadi Kota Solok telah diagendakan seperti, lomba penulisan feature bagi kalangan wartawan, pawai budaya hingga kegiatan lain yang sifatnya ingin memperkenalkan Kota Solok dengan potensi yang ada. Namun dengan dicanangkannya Payo sebagai kawasan agrowisata, menarik perhatian masyarakat.
Bunga Krisan, kopi dan jenis holtikultura yang dikembangkan di Kawasan Payo, akhirnya dicanangkan sebagai kawasan agrowisata terpadu di Kota Solok, tepatnya di Batu Patah Payo, Kelurahan Tanah Garam. Pencanangan dilakukan langsung Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Suwandi, Kepala Puslitbang Hortikultura Kementerian Pertanian, Hardianto, Asisten II Bidang Perekonomian Pembangunan Sumbar, Beni Warlis.
Wali Kota Solok, Zul Elfian mengatakan, kawasan Payo sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wisata agro. Kondisi alam yang mendukung, menjadikan Payo cocok bagi pengembangan berbagai jenis tanaman holtikultura.
Keunggulan kawasan Payo tidak saja dibidang pertanian. Namun, jelas Zul Elfian, letaknya yang berada diketinggian, menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Suasana Kota Solok begitu jelas terlihat dari kawasan Payo. “Bentang alam yang sangat indah dan tanah yang subur untuk pengembangan tanaman, kita padukan dalam sebuah konsep wisata agro,” ungkap Zul Elfian.
Namun dibalik keberhasilan itu, ungkapnya, banyak rintangan yang dihadapi. Banyak petani yang mengelak untuk mengembangkan bunga krisan karena merasa tak mungkin bisa dikembangkan di kawasan Payo. Setelah melihat hasilnya, akhirnya banyak petani yang tertarik. Bahkan, bunga Krisan yang dihasilkan di kawasan Payo teegolong grade A dan sudah memenuhi syarat untuk kualitas ekspor.
Sementara itu, Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Suwandi berharap, wisata agro ini mampu menyajikan produk yang unik, interaktif, dan yang terpenting mampu memberikan oleh-oleh yang berkesan kepada wisatawan. Banyak inovasi-inovasi yang bisa dikembangkan agar kawasan wisata agro Payo memiliki nilai jual tersendiri. Selain itu, untuk menunjang konsep wisata yang ditawarkan, perlu dikombinasikan dengan wisata kuliner khas Kota Solok lainnya.
“Mudah-mudahan wisata agro ini menjadi model penerapan inovasi teknologi yg orientasinya wisata edukasi, agrowisata hanya sebagai supportingnya dan nanti harus ada penerusnya sehingga agrowisata ini tidak mati” tutupnya. (vko)















