HANOI,Metro–Timnas U-23 Indonesia gagal mengulang pencapaian pada SEA Games 2019 lalu. Laju tim Garuda Muda terhenti di semifinal setelah kalah tipis 0-1 dari Thailand melalui babak tambahan waktu di Stadion Thien Truong, Nam Dinh, Kamis (19/5) sore.
Performa kedua tim dalam laga ini sejatinya berimbang. Namun, pada sepuluh menit awal, Timnas U-23 Indonesia tampil lebih agresif. Beberapa kali serangan dilakukan, tetapi mampu dikandaskan oleh barisan pemain tim Gajah Perang.
Selepas menit ke-10, permainan Thailand mulai membaik. Mereka berani keluar menyerang. Sayang bagi Indonesia, umpan-umpan yang dilepaskan Fachruddin dan kawan-kawan sering tak akurat.
Indonesia sempat dua kali mengancam via Egy Maulana Vikri. Namun, sepakan pemain FK Senica itu tak menemui sasaran.
Witan Sulaeman juga sempat mendapatkan kans dari permainan terbuka. Kali ini sepakannya masih terlampau lemah sehingga bisa dengan mudah ditangkap kiper Thailand.
Sampai wasit meniup peluit tanda babak pertama usai, skor belum bisa tercipta. Kedudukan masih sama kuat 0-0.
Pada babak kedua, perubahan mulai dilakukan Pelatih Timnas U-23 Shin Tae Yong untuk mendapatkan gol pertama. Strategi yang diterapkan ternyata tak efektif, tim lawan justru lebih sigap mengantisipasi perubahan taktik Indonesia.
Di 45 menit kedua ini, Indonesia kalah penguasaan lapangan dan terlampau mudah kehilangan bola.
Thailand lebih dominan, terhitung ada dua kesempatan yang dibukukan oleh Ekanit Panya, tetapi beruntung Ernando Ari Sutaryadi bisa menepisnya.
Meski lebih unggul, Thailand belum bisa menjebol gawang Indonesia. Konsentrasi yang baik di lini belakang serta penampilan apik Ernando yang jatuh bangun menepis bola, membuat gawang Indonesia tetap aman. Skor kacamata menutup babak kedua.
Laga pun berlanjut ke babak tambahan waktu 2×15 menit. Saat laga tambahan memasuki menit ke-94, Thailand mengejutkan Indonesia.
Antisipasi yang meleset dari bek Indonesia membuat bola bisa dikuasai pemain Thailand. Setelah sekali kontrol, bola disepak pemain Thailand Weerathep Pomphan menjebol gawang Ernando.
Timnas U-23 Indonesia harus rela gawangnya kebobolan dan ketinggalan 0-1 dari Thailand. Setelah unggul, anak asuh Alexandre Polking kemudian melakukan sejumlah pergantian, terutama memasukan banyak bek untuk menjaga kemenangan.
Benar saja, sampai masa tambahan waktu selesai, Indonesia tak mampu menyamakan kedudukan. Kuatnya tembok pertahanan Thailand tak mampu ditembus oleh Garuda Muda.
Pada masa injury time babak tambahan waktu, banyak drama terjadi. Mulai dari kartu merah yang diterima pemain Thailand karena bertindak tak sportif.
Keributan pemain terjadi di menit-menit akhir. Pelanggaran yang dilakukan Firza Andika memicu adu mulut terjadi. Sejumlah pemain bahkan terpaksa diganjar kartu merah. Firza Andika, Rachmat Irianto, dan Ricky Kambuaya dikartu merah.
Ricky Kambuaya mencoba menegur para pemain Thailand yang mencoba mengulur-ulur waktu. Namun, upaya yang dilakukan Kambuaya menimbulkan cekcok.
Wasit pun memberikan kartu kuning untuk Kambuaya.
Sampai peluit panjang dibunyikan, kedudukan tak berubah. Timnas U-23 Indonesia kalah 0-1 dari Thailand dan terhenti di semifinal.
Hasil ini jelas lebih buruk dari pencapaian Indonesia di SEA Games 2019 Manila. Saat itu, berbekal pelatih lokal Indra Sjafri, Indonesia bisa menembus final dan meraih perak. (dkk/jpnn)
