SIJUNJUNG, METRO–Ratusan warga yang tergabung dalam asosiasi petani sawit mendatangi Kantor Bupati Sijunjung untuk melakukan audiensi lantaran sulitnya penjualan dan rendahnya harga tandan buah segar (TBS) yang terjadi di pabrik kelapa sawit (PKS), pada Selasa (17/5).
Audiensi tersebut disambut Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah, bersama unsur Forkopimda dan sejumlah anggota Komisi III DPRD Sijunjung di Balairung Kantor Bupati Sijunjung. Saat audiensi, petani sawit pun menyampaikan beberapa tuntutan dan permasalahan yang saat ini dialaminya.
Seperti, penjualan TBS ke pabrik sawit tidak berjalan lancar sehingga terjadi penumpukan dan antrian panjang kendaraan pengangkut TBS yang terjadi di pabrik sawit. Selanjutnya, rendahnya harga beli TBS oleh pabrik sawit dan tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan Apkasindo bersama pemerintah provinsi.
Pada kesempatan itu, asosiasi petani sawit meminta agar Pemkab Sijunjung bisa menyampaikan sejumlah tuntutan yang diperjuangkan ke tingkat pemerintah pusat. Selain itu, para petani sawit meminta agar pemerintah daerah menyampaikan kepada pihak perusahaan pabrik sawit agar lebih memprioritaskan petani yang ada di dalam daerah.
“Kami akan sampaikan aspirasi ini ke pemerintah pusat. Karena ini bukan hanya aspirasi petani sawit saja, namun juga harapan kita bersama. Karena persoalan ini memang sudah terjadi menyeluruh di berbagai daerah,” tutur Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah.
Ditegaskan Iraddatillah, pihaknya akan mengirimkan surat, serta melakukan upaya apa yang jadi kewenangan pemerintah kabupaten. Pemkab Sijunjung bersama DPRD serta perwakilan Apkasindo akan langsung turun mengunjungi dua pabrik sawit yang ada di Kecamatan Kamang Baru.
“Akan kita sampaikan, kalau perlu kita buat surat yang ditandatangani bersama. Karena kita tahu bahwa kewenangan terkait persoalan ini tidak terletak pada pemerintah kabupaten,” terang Iraddatillah.
Kegiatan aksi keprihatinan yang digelar di Kantor Bupati Sijunjung itu juga mendapat pengamanan dari Polres Sijunjung, Kodim 0310/ss dan Satpol PP Sijunjung.
Sementara itu, Sekretaris Apkasindo Sijunjung, Epi Black mengatakan bahwa pihak pabrik kelapa sawit menurunkan harga TBS hingga 70 persen dari ketetapan harga dari Apkasindo dan Pemprov yang sudah disepakati.
“Ini yang menjadi salah satu tuntutan kami, karena pihak pabrik menurunkan harga hingga 70 persen. Disisi lain penjualan TBS dibatasi oleh perusahaan sehingga menjadi penyebab antrian panjang, pihak perusahaan beralasan karena sudah menumpuk,” jelasnya.
Menurut Epi Black, antrian panjang penjualan TBS di pabrik sawit juga dipicu akibat banyaknya pasokan dari luar daerah hingga provinsi. “Maka dari itu kami meminta agar Pemkab Sijunjung bisa menyampaikan kepada pihak perusahaan agar membatasi masuknya TBS dari daerah dan provinsi lain, lebih memprioritaskan petani sawit lokal,” tambahnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa kondisi yang demikian sudah berlangsung sekitar satu bulan terakhir. “Kami berharap pihak terkait bisa segera memberikan solusi, karena disisi lain hingga kini harga pupuk NPK terus naik hingga mencapai Rp750 ribu dari harga normal yang hanya Rp300 ribu per karung,” pungkasnya. (ndo)
