GAJAHMADA, METRO–Ungkapan dimasyarakat saat ini, “ibu-ibu antrian minyak goreng, bapak-bapak antrian minyak solar,” benar-benar tak terelakkan. Seperti yang terjadi di Kota Payakumbuh, ratusan warga dari berbagai tempat antri untuk mendapatkan minyak goreng curah disalah satu toki harian (Agen/Distributor) yang ada di pusat Kota Payakumbuh, Jalan Gajah Mada, Selasa (29/3) pagi.
Menurut Afrinora salah seorang pembeli, sebelum mendapatkan minyak goreng, masyarakat harus mengisi formulir dan dielengkapi dengan KTP, masing-masing pembeli / per KTP hanya bisa mendapatkan minyak sebanyak 5 Kg dengan harga perkilonya Rp. 15 ribu.
“Benar, untuk masing-masing pembeli/masyarakat yang membeli hanya mendapat jatah 5 kilogram, sebelumnya bisa mencapai 10 kilogram,” sebutnya yang sudah mentantri sejak pagi.
Pedagang Kerupuk itu berharap kedepannya kondisi langkanya minyak goreng curah bisa segera diatasi, sebab ia tiap harinya membutuhkan minyak mencapai puluhan kilo. Kondisi yang sama juga dikeluhkan Yanto (50) seorang pedagang gorengan. Menurut Yanto sejak beberapa pekan terjadi kelanggkaan minyak goreng, sehingga berdampak pada usaha mereka. Ia berharap kondisi itu bisa kembali normal.
“Kondisi langka minyak curah ini telah terjadi beberapa pekan terakhir sehingga sangat berdampak pada usaha gorengan saya, semoga pemerintah bisa segera mengatasi hal ini,” ucapnya.
Ia juga menyebutkan, lebih baik kondisi sebelumnya disaat minyak dengan harga mahal namun stok ada dibandingkan saat ini sangat sulit mendapatkan minyak. “Kalau kondisi seperti ini terus, lebih baik harga minyak tetap mahal daripada murah namun barangnya tidak ada,” ucapnya.
Sementara di SPBU, antrian kenderaan yang hendak mengisi bahan bakar Solar terpaksa antri menunggu giliran tiba berjam-jam sampai kepinggir jalan. Kondisi itu, sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu. Bahkan seorang pemilik kenderaan mengakui harus menunggu dan bermalam di atas kenderaan untuk menunggu giliran.
“Panjang sekali antriannya. Ya, semoga kondisi ini bisa cepat berlalu dan pemerintah harus cepat mencarikan jalan keluarnya. Ya, jelas terganggu dengan kondisi ini, harusnya kami sudah bawa barang, tapi karena tidak ada solar bagaimana kami akan berangkat,” ucapnya. (uus)
