Kaget bukan kepalang ketika kita membawa realis dari salah satu organisasi sosial yang mengungkap sebuah angka LGBT di Sumbar. Bahkan kota Padang dikatakan yang paling banyak jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya.
Kelompok itu dikatakan tersebar hampir merata di seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi, jumlah pria yang orientasi seksualnya sesama jenis, lebih tinggi dari daerah lain. Lalu, diikuti Payakumbuh dan Bukittinggi.
Kita tentu kecolongan dengan kondisi seperti itu. Kenapa bisa begitu banyaknya? Kenapa bisa terjadi? Apa yang salah? Sejumlah pertanyaan itu tentunya perlu jawaban, sehingga bisa didapatkan solusi untuk memberantasnya. Minimal mengurangi angkanya.
Yang jelas sekarang, para mamak telah kecolongan karena telah membiarkan kemenakannya masuk dalam lingkaran pergaulan menyimpang. Para ulama kita juga kecolongan, karena generasi muda yang diharapkan bisa mengembangkan agama, malah terjerambat pada perbuatan yang diharamkan agama. Yang lebih kecolongan lagi adalah para orang tua. Anak-anak mereka kini tumbuh menjadi manusia dengan seks menyimpang seperti gay, lesbi, bencong ataupun trans gender.
Apa solusinya agar angka itu tidak
semakin banyak. Tidak perlu kita menunggu ada aturan baru untuk memberantasnya. Sanksi sosial cukup mampu untuk mengakomodir fenomena ini.Para pelaku hendaknya diberi sanksi sosial atau sanski hukum adat. Seperti diusir dari kampung, tidak boleh lagi tinggal di Kampungnya sampai ia menyadari sendiri kesalahannya, diarak keliling kampung. Saknsi ini tentu saja akan memberikan efek jera para pelakunya.
Hukum adat juga mengakomir sanksi dibuang sepanjang adat bagi anak kemenakan yang melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma adat. Jika hal itu diterapkan di masing-masing nagari atau kampung di Sumbar ini, maka kita yakin, kelompok LGBT ini lambat laun akan terkikis habis di Sumbar ini. Karena kalau dibiarkan, perbuatan mereka akan menyebar pada generasi muda yang lainnya.
Jadi mari kita sama-sama menjaga anak-anak kita. Kepedulian para orang tua pada anak sangat diperlukan. Begvitu juga kepedulian mamak kepada kemenakannya, kepedulian ulama pada umat dan kepedulian cadiak pandai pada generasi mudanya. Mari kita berantas LGBT untuk menghindari murka Allah pada negeri ini. (*)