METRO – Peran imam masjid diharapkan mampu mendukung program pemerintah dibidang keagamaan. Apalagi Pemkab Solok telah melahirkan program subuh berjamaah dan magrib mengaji bagi masyarakatnya.
Apalagi dari data yang ada, tercatat sekitar 318 masjid dan 468 mushala, serta ada 613 surau yang tersebar di wilayah Kabupaten Solok. Sehingga melalui sarana tempat ibadah, diyakini program pemerintah dibidang agama akan dapat terlaksana di tengah-tengah masyarakat.
Melihat peluang itu, tentu perlu memberikan perhatian terhadap para imam masjid. Salah satunya dengan memberikan pelatihan dengan maksud meningkatkan pengetahuan imam itu sendiri.
Kabag Kesra Pemkab Solok, Asep Ajidin mengatakan, tujuan pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kualitas imam masjid dan mushalla di daerah. Menurutnya peserta yang ikut kegiatan ini sebanyak 40 orang terdiri dari imam masjid dan mushalla se-Kabupaten Solok.
Mengingat program subuh berjamaah dan maghrib Alquran juga tidak lepas dari peran imam masjid, banyak harapan akan peran imam masjid dalam program tersebut. “Karena itu adalah program dari Pemkab yang bertujuan untuk meningkatkan akidah masyarakat, diharapkan para imam mampu menjalankan tugas tersebut. Sebab peran mereka sangat vital dalam menyampaikan pengetahuan keagamaan,” ujarnya.
Bupati Solok, Gusmal mengatakan, masjid sebagai pusat pembinaan dan pengembangan aqidah umat, tentu saja memerlukan adanya imam atau pemimpin. Imam masjid juga memiliki peran sebagai pemersatu umat Islam, menghidupkan semangat musyawarah, membentengi aqidah umat, menjadi uswah bagi jamaahnya, menjadi rujukan dalam masalah keislaman dan membangun solidaritas jemaah.
“Para imam jangan hanya sekedar menjadi imam saja. Tetapi diharapkan menjadi imam percontohan dan tauladan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggal,” harap Gusmal.
Gusmal menjelaskan, Pemkab Solok sendiri mempunyai program subuh berjamaah yang telah dicanangkan sejak 2 tahun lalu. Dengan program magrib mengaji dan subuh berjamaah ini, akan tertanam kembali ilmu agama dan meramaikan kembali masjid dan surau.
“Program subuh mengaji dan magrib Alquran adalah untuk menyemarakkan kembali antusiasme warga, agar kembali memadati tempat beribadah yang memang telah banyak hilang. Sebab umumnya, penghuni tempat ibadah tersebut didominasi para lansia,” beber Gusmal. (vko)















