PDG. PARIAMAN, METRO–Jalan Sicincin Malalak Balingka (Simaka) yang merupakan jalan alternatif Padang – Bukittinggi terdapat penyempitan di Nagari Kampung Tanjung Koto Mambang Sungai Durian, Padangpariaman itu sudah banyak memakan korban. Wali Nagari Kampuang Tanjuang Koto Mambang Sungai Durian (KKS) Khairunas menyampaikan, jalan tersebut merupakan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan panjang di kawasan Padangpanjang menuju Bukittinggi yang dibangun semenjak tahun 2004 lalu.
Setidaknya ada dua titik penyempitan jalan lintas nasional di nagari KKS penyempitan jalan lintas nasional ini. Penyempitan tersebut tidak jauh dari simpang Koto Mambang menuju Malalak Agam. “Disini ada dua titik penyempitan jalan dan jaraknya juga berdekatan, kalau panjang dari dua titik penyempitan jalan itu sekitar 150 meter,” katanya.
Dikatakan Khairunas, saat pembangunan jalan itu pada tahun 2004 lalu, tidak terjadi kesepakatan untuk ganti rugi, sehingga jalan tersebut tidak bisa dibangun. “Bisa jadi tidak ada kecocokan, makanya jalan itu ditinggalkan,” katanya.
Namun, katanya lagi, semenjak jadi walinagari, pihaknya sudah berupaya untuk menelusuri permasalahan tersebut, dan diminta untuk melengkapi berkas pembebasan lahanya. “Tahun 2018 saya sudah menguruh alashaknya, dan masyarakat pemilik tanah ini sudah bersedua tanahnya untuk diganti rugi,” katanya.
Ia mengajukan permohonan ke PUPR Provinsi untuk menyelesaikan permasalah itu, dan tahun 2019 itu kondisi sedang defisit sehingga tidak bisa dilakukan pembayarannya. “Tahun 2020 kembali kita ajukan, tetapi anggaran masih defisit begitu juga dangan tahun 2021,” katanya.
Untuk tahun 2022 ini, Khairunas juga mengajukan kembali untuk pembayaran ganti rugi tanah itu, dan ia berharap tahun ini pemerintah provinsi bisa merealisasikannya “ Kita berharap tahun ini bisa dibangun jalan itu, karena ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, Selama ini, sejak penyempitan tersebut sudah ada sekitar ratusan kendaraan yang mengalami kecelakaan dilokasi tersebut.”Tidak hanya mengalami luka, bahkan ada yang langsung meninggal ditempat. Semoga saja dalam waktu dekat ini ada solusinya dari pemerintah provinsi,” harapnya. (ozi)