TANAHDATAR, METRO–Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh mengunjungi Kabupaten Tanah Datar untuk studi tiru penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah. Kunjungan ini disambut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Kabupaten Tanah Datar Alfian Jamrah didampingi Sekretaris Andrianto beserta para kabid dan fungsional ahli madya Efi Yendri di aula Baperlitbang, Rabu (8/12).
Sekretaris Bappeda Kabupaten Simeulue Suparmi Iskandar selaku ketua rombongan menyampaikan tujuan kedatangan rombongan untuk bersilaturahmi sekaligus menggali informasi dan mendapatkan kiat-kiat penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah.
“Tanah Datar kami pilih karena dinilai berhasil dalam bidang perencanaan, bahkan tahun 2019 yang lalu menjadi yang terbaik di tingkat nasional kategori kabupaten pada ajang Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD), kita juga ingin menuju hal tersebut, dimulai bisa berprestasi di tingkat provinsi Aceh,” ucapnya.
Lebih lanjut Suparmi jelaskan daerahnya termasuk daerah kepulauan dengan ibu kabupaten Sinabang dan merupakan daerah episentrum gempa. “Sektor pertanian dan perikanan menjadi penopang terbesar perekonomian daerah namun demikian belum tergarap secara maksimal, untuk PAD juga masih rendah lebih kurang Rp. 46 Miliar” lanjutnya.
Suparmi juga sampaikan secara sosial budaya memiliki kemiripan dengan Minangkabau. “Bahasa sebagian masyarakat kita di sana mirip dengan bahasa Minang di sini, cuma beda dialek saja. Orang Aceh tapi bahasanya mirip bahasa Minang. Kedekatan emosional lainnya, ulama dari Minangkabau adalah penyebar agama Islam pertama di daerah kami dan makam beliau saat ini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi peziarah,” sebutnya.
Sementara Kepala Baperlitbang Tanah Datar Alfian Jamrah menyambut baik kunjungan ini sebagai wadah silaturahmi dan berbagi informasi antar sesama institusi yang menangani perencanaan pembangunan daerah. “Tanah Datar, daerah yang tidak punya industri dan tambang dalam skala besar. Sektor andalan daerah ini adalah pertanian dan pariwisata. Masyarakat lebih kurang 60 persen bergerak di bidang pertanian namun umumnya hanya dalam skala kecil. Penguasaan lahan rata-rata 0,2 hektar per orang,” urai Alfian. (ant)
