Yuni 34 tahun misalnya, satu dari ratusan juta rakyat Indonesia pengguna program JKN-KIS di Lamposi, Kota Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat yang kini mengalami penyakit Gagal Ginjal sejak Maret 2017 lalu, merasa takut jika JKN-KIS tidak ada.
“Kalau tidak ada BPJS Kesehatan ini saya tidak bisa membayangkan dengan kesehatan saya. Saya takut kemana biaya yang harus saya cari untuk biaya cuci darah setiap dua kali seminggu, karna saya hanya bekerja diwarung kecil-kecilan jualan barang harian. Sedangkan untuk biaya satu kali cuci darah Rp 700 ribu,” cerita Yuni kepada pihak BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh beberapa waktu lalu dirumahnya.
Yuni, tak bisa menyembunyikan raut rasa bangga dan bahgia bisa menjadi salah satu bagian dari peserta program JKN-KIS di Kota Payakumbuh yang dibiayai Pemerintah Daerah setempat. Karena, Yuni tidak bisa membayangkan bila dirinya tidak memiliki JKN-KIS.
“Sejak adanya BPJS Kesehatan saya dan kami disini khusus masyarakat menengah kebawah ini merasa harapan hidup, semangat untuk sehat tumbuh lagi,” sebutnya bersyukur menjadi bagian dari peserta JKN-KIS.
Penyakit defisit yang setiap tahun makin membengkak dialami BPJS Kesehatan tidak hanya akan berdampak bagi sektor kesehatan masyarakat tetapi juga terhadap perekonomian Indonesia. Mengingat sejak tahun 2016 secara umum JKN-KIS telah berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Berdasarkan kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI tahun 2016 secara umum JKN-KIS telah berkontribusi besar RP 152,2 triliun terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang didalamnya mencakup kontribusi terhadap jasa kesehatan pemerintah tahun 2016 sebesar Rp 57,9 triliun, kontribusi terhadap industri produk farmasi sebesar Rp 10,1 triliun dan kontribusi terhadap industri makanan dan minuman sebesar Rp 17,2 triliun,” sebut Fachmi Idris.
Selain itu Fachmi men yebut program JKN-KIS juga berperan menciptakan lapangan kerja bagi 1,45 juta orang, yang terdiri atas 864 ribu orang disektor jasa kesehatan pemerintah, 27,2 ribu orang disektor industri produk formasi dan 34,1 ribu orang di sektor industri makanan dan minuman. Menurutnya jika diproyeksikan sampai tahun 2021, maka JKN-KIS memberi kontribusi ekonomi sebesar 289 triliun dan menciptakan lapangan kerja bagi 2,26 juta orang. (us)















