PESSEL, METRO – Sekitar dua hektare lebih sawah siap panen di Nagari Kubang, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan rusak terendam air sungai. Akibatnya, para petani padi didaerah tersebut gagal panen. Kejadian itu dipicu luapan Bandar Tapuih, Nagari Kubang. Senin (29/10) malam.
Roni (30), warga Nagari Kubang juga ikut terkena imbas akibat dari banjir tersebut. Karena alur bandar yang masih belum terawat, sedangkan sumber air yang mengarah ke bandar cukup besar. Banyak sawah masyarakat rusak berat kiri-kanan sepanjang alur bandar sekitar 500 meter.
Mirisnya, kata Roni, padi yang mulai menguning tinggal menunggu waktu panen seminggu, tak bisa dituai lagi. “Sawah masyarakat sepanjang alur sungai sudah jelas gagal panen. Namun kita tetap sabar. Luasnya sekitar dua hektare,” katanya.
Riri (29), petani di daerah tersebut menyebut, kondisi padi yang seharusnya panen sepuluh hari lagi tidak bisa lagi dipanen. “50 % padi tertimbun lumpur. Semoga sisanya masih bisa dipanen,” keluh Riri.
Abrasi di Pasbar
Sementara itu, puluhan rumah warga di Kecamatan Sasak, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) rusak dilanda abrasi Pantai Sasak sejak satu minggu terakhir. “Abrasi Sasak terjadi di Kampung Karambia Ampek Jorong Pasa Lamo. Puluhan rumah warga terancam masuk laut karena sejumlah bagian struktur rumah sudah terban,” kata warga Masrizal (39).
Dikatakan Masrizal, selain disebabkan abrasi pantai juga akibat perubahan aliran muara Sungai Batang Ampu yang ada di daerah itu. “Tingginya gelombang ombak dan terjadinya peralihan muara Sungai Batang Ampu menjadi faktor utama kerusakan dan abrasi,” ujarnya.
Saat ini posisi bagian belakang rumah masyarakat setempat sudah sangat dekat dengan laut. Bahkan saat pasang naik air laut dan muara sampai ke bagian dapur rumah warga. Kondisi tersebut sangat menganggu aktivitas masyarakat terutama saat malam hari karena mereka khawatir rumah mereka amblas dan masuk laut.
Menurutnya selain rumah warga, satu unit mushalla milik masyarakat setempat terancam rusak parah karena sebagian badan dan pondasi mushalla sudah berada di dalam air. Di bagian teras dan MCK mushalla mengalami kerusakan cukup parah karena terguras air laut.
Mereka mengaku tidak bisa berbuat banyak. Beberapa dari warga terlihat memasang karung berisi pasir di bagian pondasi dan tebing yang runtuh. Warga berharap karung pasir itu bisa menahan abrasi sementara waktu hingga bantuan dan perbaikan oleh pemerintah.
Camat Sasak Ranah Pasisia, Nur Fauziah Zein mengaku kerusakan akibat abrasi terjadi di sejumlah titik di Nagari Sasak. Saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan pendataan agar bisa mencarikan bantuan untuk korban abrasi dan banjir beberapa waktu lalu.
“Sekarang sekitar tiga kepala keluarga yang rusak rusak parah saat banjir dan akibat abarasi terpaksa menetap dirumah kerabat terdekat sementara waktu,” ujarnya.
Menurutnya selain abrasi di daerah itu juga terdapat jalan amblas dan jembatan putus. Kondisi itu memperparah kondisi perekonomian masyarakat setempat, terutama petani yang sehari-hari menggunakan jalan itu untuk membawa hasil panen.
Masyarakat dan pemerintah kecamatan berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pekerjaan Umum segera memperbaiki kerusakan dan melakukan langkah pencegahan untuk ancaman abrasi. (rio/end)













