PADANG, METRO – Calon Perdana Menteri Malaysia, Dato Anwar Ibrahim membuka tabir, mengapa dia dengan “mudahnya” memaafkan lawan-lawan politiknya. Orang-orang yang telah menzaliminya dan memasukkannya ke penjara berulang kali. Alasan terbesarnya adalah, karena penderitaannya tak sebesar yang dirasakan rakyat Malaysia.
“Karena rakyat saya lebih banyak menderita dari saya. Penderitaan saya dalam penjara belum apa-apa dibandingkan penderitaan rakyat saya di luar sana. Walau saya dalam penjara, keluarga saya masih bisa berobat dengan mudah jika sakit, anak-anak saya masih bisa sekolah dengan baik,” kata Anwar saat memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Negeri Padang, Minggu (28/10).
Bayangkan, sebutnya. sebahagian rakyat, jika sakit tidak bisa berobat. Ingin studi (sekolah, red) tidak ada uang. Uang rakyat dirampok oleh penguasa dan penguasa tidak mengurus rakyatnya dengan baik.
“Hal inilah membuat saya harus bangkit memperjuangkan hak-hak rakyat saya dan saya merasa tidak menderita di dalam penjara. Karena banyak rakyat saya yang lebih menderita dari saya dan agama saya Islam mengajarkan saya untuk memaafkan orang lain yang jahil kepada kita. Jangan pernah dendam,” kata pria yang hari ini, Senin (29/10) akan menerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari UNP.
Srlain itu, Anwar Ibrahim juga mengatakan, Minangkabau banyak melahirkan tokoh besar seperti pejuang politik, ulama dan sastrawan. Satu persatu di sebutkannya, Buya Hamka, Bung Hatta, Sutan Syahrir, Muhammad Yamin, Muhammad Natsir dan Abdul Muis. Dia mengaku banyak belajar dari karya Buya Hamka. Di penjara pun Ia menyempatkan diri membaca buku Buya Hamka. “Buya Hamka termasuk orang yang mendidik saya, saya baca buku beliau soal demokrasi, tafsir dan sastra,” ungkapnya.
Katanya, dunia melayu, Asia, Eropa bahkan di dunia tahu dengan Buya Hamka. Buya Hamka pemikir besar dan tokoh ulung, selain itu tulisan buya sesuai dengan akhlak, etika dan moral. “Saya baca dan renungi, karyanya lahir dari hati yang dalam,” ujarnya.
Anwar Ibrahim juga membakar semangat generasi muda untuk terus mendalami dan mengisi makna yang terkandung dalam sumpah pemuda. “Jadilah generasi muda dengan segudang ide, gagasan dan kreativitas. Menjadi anak muda yang optimis dan mampu berbicara lantang dan menyuarakan kebenaran,” ajaknya.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan perjuangan calon perdana menteri Malaysia Anwar Ibrahim patut dijadikan model perjuangan politik oleh generasi muda di Minangkabau. Karena Anwar Ibrahim berpuluh tahun berjuang bersama rakyat akhirnya membuahkan hasil. “Saya mengikuti perjuangan beliau bahkan sewaktu menjadi mahasiswa di Malaysia saya ikut dalam barisan demonstran,” ujarnya, (rgr)












