SUKARNOHATTA, METRO – Media Febrina, mantan Ketua Panwaslu Kota Payakumbuh yang juga Calon Legislatif (Caleg) Partai Hanura DPRD Provinsi Sumatera Barat, Daerah Pemilihan Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota mengatakan bahwa perempuan harus melek politik dan harus ikut memperjuangkan hak-hak perempuan jika telah terpilih sebagai anggota DPRD.
Hal tersebut diungkapkan Dina panggilan Media Febrina dihadapan puluhan peserta Latihan Kader Pratama (LKP) Partai Hanura yang digelar di Kantor DPC Partai Hanura Kota Payakumbuh di Kawasan Koto Nan IV.
Dina juga mengatakan, Caleg perempuan juga harus berani dan jangan beranggapan bahwa keikutsertaan mereka di Pemilu 2019 bukanlah sebagai pelengkap saja. Namun mereka mempunyai peluang yang sama dengan Caleg laki-laki, jika mereka bersunguh-sunguh dan mau terjun door-to door kerumah rumah untuk merebut simpati pemilih.
Apalagi sebutnya, dari hasil Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPS-HP) Akhir dan Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Tahun 2019 di Payakumbuh jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding laki-laki, yakni 44.247 pemilih, sementara jumlah pemilih laki-laki 42.348 orang pemilih.
“Kita dorong kaum perempuan untuk itu memperjuangkan hak-haknya di Parlemen, kaum perempuan harus melek/tahu Politik. Kita harus menafaatkan wajib 30 persen keterwakilan perempuan di Pemilu sebagai jalan untuk memperjuangkan hak-hak kaum perempuan,” sebutnya.
Dina juga menambahkan, ia bersama Kaukus Perempuan Politik Indonesia siap memberikan bimbingan dan pembekalan lanjutan bagi Caleg perempuan Hanura maupun Caleg perempuan dari partai lainnya.
Selain Dina, dalam kegiatan yang digelar selama dua hari tersebut juga tampil menjadi Narasumber Asyirwan Yunus, mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota yang juga Caleg DPRD Propinsi Sumatera Barat dari Partai Hanura.
Dalam materinya Mantan Anggota DPRD Sumut itu mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan Caleg untuk mendekati masyarakat agar memilihnya dalam Pemilu 2019 mendatang, beberapa cara tersebut bisa dilakukan dengan pola pendekatan, yakni ikatan kedekatan, kekeluargaan, ketertarikan dan ikatan partai.“Untuk mendekati masyarakat, kita harus paham kebiasaan suatu masyarakat, sehingga kedatangan kita bisa diterima,” tutupnya. (us)
