AZIZ CHAN, METRO–Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang memastikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah baik untuk tingkat SD dan SMP masih belum digelar. Sebelumnya, Wali Kota Padang Hendri Septa menyebut, jika PTM di Kota Padang akan dimulai kemarin, Rabu (22/9).
Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik Kota Padang, Syafrizal Syair menjelaskan, belum dilaksanakan PTM di sekolah, karena PPKM Kota Padang belum turun level. Pemerintah masih memperpanjang PPKM Level IV hingga 4 Oktober mendatang.
“Sesuai aturan Kemendikbud RI, PTM pada sekolah baru boleh digelar jika satu daerah berada di Level III,” ujar Syafrizal Syair, Rabu (22/9).
Ia menyampaikan, Pemko Padang juga belum mengizinkan belajar di sekolah pada situasi PPKM Level IV ini. Apabila dipaksakan, maka akan berisiko untuk peserta didik. Aturan dari pemerintah pusat juga tidak boleh PTM dimulai jika daerah tersebut berstatus PPKM Level IV.
“Kita harus bersabar dulu sampai Kota Padang berada di posisi Level III,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota Padang, Habibul Fuadi juga membenarkan bahwa proses belajar masih tetap pelaksanaannya secara daring atau di rumah saja.
“Kita berharap peserta didik mengikuti proses ini dengan baik dan serius. Jika PPKM telah turun, PTM di sekolah baru diselenggarakan di sekolah. Kita harus bersabar dulu. Mudah-mudahan setelah 4 Oktober nanti, Kota Padang sudah turun level,” ulas Habibul.
Ia menyampaikan, jika telah belajar tatap muka tentu mekanismenya terbatas dan menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Agar klaster baru tak muncul.
“Jika PTM dilaksanakan, maka sistemnya adalah 3 hari masuk dan 3 hari daring. Lalu jumlah siswa 50 persen dari total keseluruhan dan waktunya sampai jam 12.00 WIB,” ulas Habibul
Sebelumnya, seperti diberitakan POSMETRO Wali Kota Padang Hendri Septa mengeluarkan keputusan jika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah akan dimulai, Rabu (22/9). “Pekan ini kita sudah mulai PTM kembali di sekolah. Untuk tahap awal, kita buat dengan sistem 3 hari dalam seminggu. Artinya 3 hari sekolah, 3 hari lagi belajar di rumah,” kata Hendri Septa, Senin (20/9) lalu.
Dengan dimulainya PTM ini, pihak sekolah harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini untuk mencegah terjadinya penularan kasus baru dikalangan anak didik ketika PTM kembali dilakukan.
“Perangkat kesehatan harus lengkap seperti thermo gun, tempat cuci tangan, tisu, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan protokol kesehatan,” katanya.
Saat ini, menurut Wako, Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan tengah menggencarkan vaksinasi kepada semua pelajar SMP di sekolah-sekolah. Vaksinasi ini telah dilakukan dan telah berjalan 30 persen. Targetnya adalah 45.000 ribu siswa SMP divaksin dalam waktu dekat.
Untuk itu, ia mengimbau semua orang tua murid untuk bekerjasama melakukan vaksinasi kepada anak-anak. “Vaksinasi adalah hak anak. Tolong beri hak mereka agar bisa terhindar dari serangan virus corona,” kata Hendri Septa.
“Yang terpenting, kepada orang tua dan guru untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kesehatan anak-anak kita. Dimulai saat sebelum berangkat ke sekolah, dalam perjalanan, saat mengikuti pembelajaran di dalam sekolah, serta saat perjalanan kembali ke rumah,” tuturnya.
Ditambahkan Wako, saat ini diperlukan kesadaran dan gotong royong untuk menekan laju virus Covid-19 serta memastikan anak-anak Indonesia tetap mendapatkan pembelajaran yang berkualitas. “Keduanya adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya.
Vaksin Covid-19 sangat aman dan halal. Jadi tidak perlu diragukan lagi. “Virus Corona ini akan terus ada. Makanya, semua harus divaksin agar aman. Sama dengan vaksin polio, cacar dan lainnnya,” pungkas Wako Hendri Septa. (ade)
