PASAMAN, METRO – Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Pasaman, Maspet Kennedy, berharap dana on call atau anggaran siap pakai untuk penanganan bencana skala kecil dapat tersedia pada APBD 2019. Pasalnya, kata dia, selaku koordinator penanggulangan bencana di daerah, pihaknya sangat kesulitan mencari sumber pendanaan untuk pembiayaan kegiatan penanganan bencana dengan cepat.
”Sebenarnya lewat dana on call, BPBD langsung bisa bekerja, sehingga kita tidak tergantung pada dana DTT (Dana Tanggap Darurat) yang butuh proses lama dan tidak mudah,” kata Maspet. Dana on call, kata dia, nanti akan digunakan untuk pembiayaan penanganan sejumlah kerusakan pasca bencana dengan skala kecil sehingga masyarakat tidak semakin menderita.
“Ketidak tersediaan dana penanggulangan bencana membuat kinerja kami (BPBD) selalu dipertanyakan warga yang terkena dampak bencana alam. Sehingga, kami kerap menjadi luapan amarah warga karena dicap tidak becus menangani bencana,” katanya.
Pihaknya sudah pernah meminta agar dana oncall ini tersedia pada BPBD tersebut. Namun, usulan dana itu dicoret oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD setempat. “Sudah pernah kita usulkan. Tapi tidak ada tanggapan. Malah dicoret oleh anggota Dewan yang terhormat. Dianggap dana on call pada BPBD ini belum prioritas,” ujarnya.
Padahal, Kabupaten Pasaman dilintasi sejumlah sungai besar, sehingga sangat rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Keadaan itu, diperparah lagi, sungai-sungai tersebut, kini mulai mengalami pendangkalan serta penyempitan.
”Sungai-sungai itu, meliputi Batang Sumpu, Batang Sibinail, Batang Asyik dan Batang Alahan Panjang, sangat mendesak dilakukan normalisasi. Untuk mencegah terjadinya bencana banjir dikemudian hari,” katanya.
Ia mengatakan, rata-rata penyebab bencana banjir di wilayah tersebut disebabkan luapan dari sungai-sungai besar itu. Seperti banjir yang merendam ratusan rumah warga dan merusak sejumlah infrastruktur serta sarana prasarana lainnya di Rao.
”Untuk ditiga wilayah itu, penyebabnya karena meluapnya sungai-sungai besar tadi. Ketiga sungai itu sudah mengalami pendangkalan dan semakin sempit. Sementara di Cubadak, Duokoto, karena longsor,” ucap Maspet.
Ia berharap, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V bisa membantu Pemda Kabupaten Pasaman untuk menormalisasi sejumlah sungai besar di daerah tersebut. “Kita berharap bantuan pihak Balai, Pemprov dan Kemenpu PR. Menganggarkan sejumlah dana untuk normalisasi sungai-sungai itu. Sebab, kita tidak akan sanggup jika mengandalkan dana APBD saja,” katanya. (cr6)














