PADANG, METRO–Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) /Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mengembangkan Kabupaten/Kota Kreatif (KaTa Kreatif). Hadirnya KaTa Kreatif ini untuk menggali dan memanfaatkan potensi lokal demi peningkatan ekonomi masyarakat Sumbar.
Dengan pengembangan KaTa Kreatif maka ekonomi daerah akan segera bangkit dan kesejahteraan masyarakat juga segera tercapai. Menteri Parekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Uno mengatakan, dalam Perpres Nomor 142 Tahun 2018 mengenai Arah Kebijakan Rencana Induk Ekonomi Kreatif, sudah dijelaskan bagaimana mengembangkan KaTa Kreatif.
Di mana tujuannya menggali, memanfaatkan, menumbuhkembangkan, mengelola dan mengkonservasi kreativitas serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya untuk mengembangkan potensi lokal. “Akan kita tingkatkan kemasannya produknya, khususnya masalah packaging dan kualitasnya,” kata Sandiaga Uno saat membuka Workshop Kewirausahaan Inovasi Ekonomi Kreatif (WKIEK) di Padang, Minggu (29/8).
Pria yang akrab disapa Sandi ini menegaskan, pengembangan KaTa Kreatif dimulai dengan pemetaan dan mengusulkan subsektor ekonomi kreatif apa yang bisa dikembangkan di kota/kabupaten tersebut.
Bahkan akan ada unggulan produk kreatif melalui kegiatan uji petik terhadap 4 elemen Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PKM3I). Yaitu, meliputi 17 subsektor ekonomi kreatif; kreator/pelaku ekraf (ABCG-M); rantai nilai ekraf; dan keterkaitan Backward-Forward Linkage.
Selanjutnya hasil uji petik tersebut diusulkan untuk ditetapkan menjadi KaTa Kreatif. Lebih lanjut dapat diteruskan untuk mendapat pengakuan internasional sebagai Kota Kreatif Dunia melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO.
“Kita mendukung upaya menjadikan destinasi di Sumbar menjadi layak jual. Dia berharap akan ada perhatian lebih untuk menunjang pengembangan pariwisata daerah,” tegasnya.
Menurutnya, pengembangan tersebut akan dikawal atau diawasi langsung oleh Kemenparekraf/Baparekraf, dalam program PMK3I. Kemudian ditetapkan menjadi KaTa Kreatif Indonesia sesuai dengan subsektor ekraf unggulan yang telah ditentukan pada program PMK3I.
Selanjutnya didampingi untuk berkolaborasi dengan KaTa Kreatif lainnya yang memiliki subsektor unggulan yang sama, melalui program Jejaring KaTa Kreatif. “Sehingga dengan ini kita juga bisa tingkatkan ekonomi daerah dari sumber ekonomi kreatif dan pariwisata,” tegasnya.
Dia menegaskan, saat ini sudah 63 kabupaten/kota yang telah mengikuti uji petik dengan subsektor unggulan kuliner, seni pertunjukan, kriya, fesyen, aplikasi dan permainan, musik, seni rupa dan film,animasi dan video.
Telah dilakukan penetapan 10 KaTa Kreatif Indonesia pada tahun 2019. Dalam rangkaian pengembangan KaTa Kreatif Indonesia ini, Kemenparekraf melaksanakan kegiatan workshop peningkatan inovasi dan kewirausahaan, sebagai bentuk fasilitasi pengembangan potensi ekonomi kreatif. Sebagaimana yang dilaksanakan pada hari ini di Kota Padang, yang memiliki potensi besar pada subsektor seni pertunjukan, kuliner, kriya, dan fesyen.
Kegiatan workshop ini, diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pemikiran kreatif peserta. Sehingga, dapat terus berkarya dengan bekal materi kreativitas, permodelan bisnis, promosi digital dan pengelolaan keuangan serta permodalan.
Sehingga target ekspor dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk, peluang dan permintaan pasar dan pelatihan pemasaran secara daring. Kemenparekraf terus berupaya untuk #Gercep, #Geber, dan #Gaspol serta berkolabor-aktif dengan berbagai pemangku kepentingan terkait. Seperti, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian serta Market Place.
Untuk itu, pengembangan wisata di Sumbar tidak bisa dilakukan sendiri. Melainkan perlu adanya investor guna mengembangkan kawasan wisata ini. Sandi mengatakan, pihaknya juga akan mencoba mengundang investor untuk mau menanamkan modalnya dalam pengembangan kawasan wisata ini.
Sementara, Wali Kota Padang, Hendri Septa mengatakan, di Kota Padang saat ini ada 34 ribu UMKM. “UMKM tersebut banyak dari usaha rumahan. Sudah ada yang mendunia. Meski sekarang di masa pandemi Covid-19, UMKM kita masih tetap survive,” ungkapnya.
Pemko Padang menurutnya, juga fokus pada pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang berkembang di Kota Padang sekarang pada sub sektor kuliner. Bahkan sub sektor kuliner ini menjadi salah satu yang diperhitungkan.
Secara implisit, menurutnya Kota Padang menjadi kota ekonomi kreatif. Hal ini terlihat dari jumlah pelaku usaha ekonomi kreatif di kota ini yang jumlahnya mencapai 1.968 pelaku usaha. Pelaku usaha ini tersebar di 11 kecamatan. Di mana, dari jumlah pelaku usaha ekonomi kreatif tersebut, sebanyak 62,1 persen bergerak di sub sektor kuliner, 13 persen sub sektor fesyen dan lainnya, yang mencakup 17 sub sektor tersebut. (fan)




















