JAKARTA, METRO–Faldo Maldini ikut menanggapi pernyataan Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri saat acara perayaan HUT ke-119 Proklamator RI Mohammad Hatta yang digelar oleh Badan Nasional Kebudayaan Pusat (BKNP) PDIP secara virtual, Kamis (12/8).
Saat itu Megawati mengatakan Sumatera Barat (Sumbar) sudah berubah karena sudah tidak banyak tokoh yang populer dari daerah itu.
“Sebagai anak yang lahir dan dibesarkan di Sumatera Barat, kami terus berjuang, melakukan yang terbaik untuk bangsa ini. Negarawan-negarawan seperti Bung Hatta, Sutan Sjahrir, dan Tan Malaka tentu teladan kami dalam berpolitik,” kata Faldo Maldini.
Faldo Maldini mengatakan tokoh-tokoh dari Sumatera Barat zaman dahulu, semuanya berbeda pandangan dan ideologi. Namun, mereka disatukan oleh sikap kenegarawanan.
“Bung Hatta beda sama Bung Sjahrir. Tan Malaka beda lagi. Haji Agus Salim beda lagi. Namun, sikap kenegarawanan menyatukan mereka, bukan kepentingan jangka pendek. Apa itu negarawan? Menunda kepentingan pribadi dan kelompok, demi republik, demi bangsa yang mereka dirikan, walaupun di alam pikiran tidak pernah akur,” tambahnya.
Menurut Alumnus Universitas Indonesia dan Imperial College London ini, banyak orang Sumbar yang berbeda pandangan memilih untuk pergi. Faldo Maldini menilai apa yang disampaikan Megawati adalah tantangan yang harus dijawab.
“Saya punya banyak kawan, yang punya pikiran beda, akhirnya pergi dari Sumbar. Bahkan sudah tidak merasa orang Sumbar. Ini yang agak disayangkan. Ini fakta. Bahkan bertahun-tahun tidak mau pulang karena pikiran bedanya tidak diterima,” ucapnya.
“Bagi saya, pernyataan Presiden Megawati yang berdarah Minangkabau memotivasi orang-orang yang patah hati itu, banyak yang sama rasa. Kami ingin terus bergerak. Yakin suatu saat sampai di masa itu lagi, bila alternatif pikiran terus hidup untuk mengoreksi pikiran dominan. Sebisa mungkin, ijan pindah abih (jangan pergi selamanya),” tutup Faldo Maldini.(fan)
