PASBAR,METRO–Dalam rangka memperingati Tiger Day, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar melepasliarkan Harimau Sumatera “Sipogu” ke hutan lindung Pasaman Raya Gunung Sipogu, Simpang Godang, Kecamatan Sungai Aur,, Kamis (29/7/) kemarin.
Kegiatan ini juga sekaÂligus memperingati Hari Harimau Sedunia 29 Juli 2021. Dimana kegiatan ini termasuk dalam pelesÂtarian satwa langka yang dilindungi serta kearifan lokal untuk konservasi haÂrimau Sumatera.
Kepala BKSDA Sumbar, Andri Andono menyamÂpaikan bahwa hal ini meruÂpakan sesuatu yang luar biasa. Dimana biasanya masyarakat itu menolak adanya harimau, namun masyarakat Simpang GoÂdang malah menerima.
“Sesuatu hal yang luar biasa. Dimana masyarakat malah merasa nyaman hidup berdampingan deÂngan satwa liar harimau ini,” katanya di Simpang Empat.
Menurutnya, hal itu tenÂtu berkat adanya kerjaÂsama antara pemerintah dengan masyarakat, ninik mamak serta PT Pasaman Marama Sejahtera.
“Saya titipkan ini kepaÂda masyarakat. Saya berÂharap harimau ini bisa dilesÂtarikan dan saling kita jaga habitatnya agar kebeÂraÂdaannya tetap ada,” tamÂÂbahÂnya.
Kepala Dinas KehuÂtanan, Yosarwardi meÂnyamÂpaikan apresiasi keÂpada pemerintah daerah dalam upaya menyelamatÂkan harimau Sumatera ini karena mengÂingat saat ini jumlahnya sudah berkuÂrang akibat perburuan liar.
“Ketika nanti telah dileÂpasÂliarkan, tentu kita harus memberikan rasa aman di lingkungannya,” ucapnya.
Ditambahkan, bahwa keatifan lokal di Simpang Godang ini sangat unik. Dimana menurutnya, hal ini pertama kali ia temukan di Sumatra barat adanya masyarakat meminta agar harimau ini dilepasliarkan kembali ke habitatnya di kawasan hutan lindung.
“Saya berharap juga kepada PT PMS agar nanti masyarakat bisa diakoÂmodir dimana kehidupan masyarakat dengan satwa liar ini bisa damai dan berÂdampingan,” imbuhnya.
Terakhir, Bupati HamÂsuardi menyampaikan peÂleÂpasliaran harimau sumaÂtera ini atas permintaan dari masyarakat setempat. Karena menurutnya, selaÂma ini harimau ini selalu hidup aman dan damai dengan masyarakat.
“Saat ditangkap itu saja seÂbeÂnarnya masyarakat tidak mengizinkan harimau ini dibawa. Karena selama ini harimau itu selalu memÂberi pertanda kepada masyarakat setiap akan terjadi sesuatu. Selain itu, harimau ini juga sering kami jadikan untuk menaÂkut-nakuti anak-anak yang tidak mau masuk rumah ketika malam hari,” sebutÂnya.
Selain itu, Bupati meÂngaÂkui bahwa dirinya saÂngat mencintai binatang. BahÂkan diakuinya, rumahÂnya sering dijadikan saÂrang tupai.
“Kita tidak ingin ada binatang yang disakiti. BahÂkan saya juga sudah beÂrenÂcana untuk meÂningÂkatkan status hutan yang didaerah danau laut tinggal itu dari hutan linÂdung menÂjadi hutan konservasi,” paparnya.
Tujuannya agar hutan itu nantinya juga bisa dijaÂdikan sebagai lokasi tujuan wisata yang bisa didatangi oleh wisatawan yang nanÂtinya juga akan dilengkapi dengan kendaraan.
“Selain itu, kami juga berencana akan memÂbuatÂÂkan taman satwa PasÂbar yang lokasinya di HuÂtan Kota Padang Tujuh saat ini. Untuk luasnya saat ini seÂkitar dua hektar, kita akan tambah nantinya menÂÂÂjadi lima hektar,” pungÂÂÂkasÂÂnya.
Kegiatan pelepasliaran harimau Sumatera ini diÂakhiri dengan penanÂdaÂtanganan kesepakatan berÂsama antara PemeÂrintah Daerah, Masyarakat dan BKSDA Sumbar untuk bersama dalam pelesÂtaÂrian hewat satwa yang dilindungi ini. (end)
