PDG.PARIAMAN, METRO–Terkait insiden dalam penegakan protokol kesehatan terdahap seorang perempuan saat ini melalui proses tes cepat virus corona di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta beberapa waktu lalu ternyata menuai banyak kritikan.
Belum lagi sikap petugas Kepolisian yang dinilai terlalu berlebihan saat melaksanakan kegiatan operasi penegakan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Dampak dari semua itu tak sedikit jumlahnya netizen yang melayangkan kritikan pada penegak hukum, terutama pihak kepolisian.
Kapolres Padangpariaman AKBP Dian Nugraha dan Kasubbag Humas Polres Padangpariaman AKP Emel Sangra mengatakan, sebenarnya TNI, Polri dan juga melibatkan ormas dalam bekerja tujuannya agar ‘masyarakat peduli’ protokol Covid-19 dan mengingatkan agar masyarakat ‘hidup sehat harus dari kesadaran, bukan ketakutan’.
Jadi kata Emel, upaya untuk melawan Covid-19 itu membutuhkan dukungan semua pihak, dan bukan malah menonjolkan kritikan. Sebab kata dia menambahkan, sebenarnya tugas Polri di tengah pandemi Covid-19 semakin kompleks, karena tidak hanya mengatasi masalah kejahatan, radikalise, terorisme, dan narkotika.
“Pada masa Pandemi Covid 19 ini tugas Polri semakin kompleks dan banyak variannya. Kini Polri bukan lagi hanya menangani kriminalitas, kejahatan jalanan, kejahatan lainnya, radikalisme sampai masalah narkoba, tetapi juga sebagai anggota Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Polri memiliki sejumlah tugas tambahan. Sebagai langkah preemtif Polisi bertugas memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus corona,” ujar Emel.
Selain itu kata Emel, Polri juga harus secara massif memberikan himbauan kepada masyarakat untuk patuhi protokol kesehatan, seperti yang dilakukan personel Polres Padangpariaman. Sedangkan untuk langkah preventif, polisi melakukan patroli di wilayah yang rawan penyebaran Covid-19 turut melakukan pengawasan.
Belum lagi membantu pemerintah daerah (pemda), seperti menyemprot tempat publik dengan cairan disinfektan, ikut serta mengukur suhu tubuh bersama dengan institusi terkait lainnya, memberikan bantuan sampai ke pelosok2, mengatur lalu lintas, dan menerapkan larangan mudik sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo yang meminta Polri dan TNI untuk memastikan kebijakan larangan mudik berjalan efektif.(efa)
Dikatakan Emel, ditengah keterbatasan personel Polri, tentu saja semua itu butuh kepiawaian improvisasi satker (satuan kerja) di lapangan. Dibutuhkan kemampuan anggota Polri untuk turut mengatasi masalah yang timbul dari ketidakpatuhan masyarakat.
“Karena itulah, bagi kami di jajaran Polres Padang Pariaman harus memahaman komunikasi antarbudaya masyarakat agar tidak timbul kegaduhan dalam menjalankan tugas,” ujar AKP Emel.
Jadi kata AKP Emel menambahkan, terkait dengan kritikan yang dilayangkan dan sempat viral di media sosial itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena bagaimana pun juga Polisi juga manusia, yang tak luput dari kesalahan. (efa)
















