PADANG, METRO – Maraknya aksi tawuran pelajar di Kota Padang sangat memprihatinkan. Meski pemerintah telah melakukan berbagai upaya meminimalisir aksi tawuran, tetap saja tidak terkontrol. Malah menjadi-jadi dan mengkhawatirkan. Aksi premanisme pelajar ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang banyak.
Kamis (12/7) sekitar pukul 12.00 WIB, seorang pelajar SMK 1 Padang nyaris menjadi sasaran celurit saat dikejar sekelompok pelajar lainnya yang diduga berasal dari SMK Kosgoro. Dia ketakutan, berlari terbirit-birit meminta pertolongan ke sebuah kedai kopi di kawasan GOR Agus Salim.
Akibat aksi tawuran ini tidak hanya mengacam keselamatan pelajar yang meminta tolong, akan tetapi juga mengancam keselamatan pengunjung kedai kopi. Pada saat dia berlari menyelamatkan diri ke dalam kedai kopi, korban diserang lawannya pakai celurit.
Beberapa orang yang ikut menyerang juga mencoba melemparinya dengan besi runcing mirip senjata rahasia ninja atau bintang ninja. Beruntung besi itu hanya mengenai salah satu tiang, kalau tidak punggung korban bakal jadi sasaran.
Melihat ada yang lari ke dalam kedai, mereka yang menyerang pun melempari batu-batu besar ke arah kedai. Akibatnya sejumlah pengunjung ketakutan jadi sasaran tawuran.
Tawuran antarpelajaran ini melibatkan siswa SMK 1 Padang dan SMK Kosgoro. Dipicu karena salah satu pelajar SMK 1 saat nongkrong di sebuah taman GOR. Awalnya, dari arah lapangan parker utama gedung GOR terdengar deruman keras knalpot sepeda motor puluhan pelajar. Keributan ini mengagetkan warga.
Keributan semakin memanas dan suasana tidak kondusif. Beberapa kali terlihat ada helm, botol dan batu yang dilempar ke udara. Saling menyerang. Karena jumlah pelajar dari SMK 1 lebih sedikit, mereka terpaksa kabur menyelamatkan diri. Sebagian kabur dengan sepeda motor sebagian lagi berlari ke arah gardu hubung GOR.
“Awas ang, kalau dapek den cincang sampai mati. Ang nan mambahe adiak den,” teriak salah satu pelajar sambil bercarut pungkang, mengejar dengan mengacungkan celurit sambil berdiri di boncengan sepeda motor. Ada juga yang melempar besi runcing ke arah lawan yang kabur tak tentu arah.
Ngerinya lagi, beberapa kali celurit panjang sekitar setengah meter itu sempat melayang-layang ke arah korban yang mencoba berlari ke dalam kedai kopi. Tidak saja hampir mengenai kepala korban. Akan tetapi pelaku juga mengarahkan kepada siapa saja yang mencoba menolong lawannya.
“Bato da, basuruak-suruak an se paja tuma mah. Kalaua ang den bunuah ang di siko,” uber pelaku sambil mengarahkan cerulit ke orang yang mencoba menyelamatkan korban.
Seketika suasana mencekam. Apalagi saat puluhan pelajar lainnya datang menyerang dengan batu ke arah kedai tersebut. Sejumlah pengunjung kedai terpaksa kabur karena takut menjadi sasaran. Pekikan pemilik kedai pun histeris meminta agar mereka jangan atang ke kedainya.
Meski begitu, tetap saja tidak mereka perdulikan. Korban yang mencoba sembunyi di bagian sudut kedai, di belakang salah satu pengunjung juga terus dilempari dengan batu oleh pelajar lainnya hingga mengenai kaki dan punggungnya.
Keganasan tawuran pelajar ini membuat banyak warga menjadi takut. Bahkan pada saat kejadian, tidak banyak warga yang mencoba melerai. Mereka memilih diam tanpa melakukan apa pun. Warga takut jadi korban atau kedainya jadi sasaran batu.
Beruntung beberapa pengunjung kedai berhasil menyelamatkan korban. Salah seorang di antara pengunjung memutuskan membawa korban ke kantor polisi agar lebih aman dan bisa mendapatkan perlindungan.
Kapolsek Padang Barat AKP Armijon mengatakan, setelah mendapatkan informasi adanya aksi tawuran pelajar di kawasan GOR H Agus Salim, pihaknya langsung mendatangi lokasi. Namun, pada saat tiba di lokasi, para pelajar itu berhamburan melarikan diri dan bubar dari lokasi.
“Aksi tawuran itu dilakukan oleh pelajar. Tapi saat kita datang mereka sudah membubarkan diri. Untuk mengantisipasi terjadinya aksi tawuran susulan, kita tempatkan anggota di lokasi. Saat ini situasi di lokasi sudah aman dan terkendali,” kata Armijon. (hsb/rg)















