SAWAHLUNTO, METRO–Di tengah kondisi pandemi Covid -19 yang melumpuhkan sebagian sektor profesi dan mata pencaharian masyarakat, Kelompok peternak kambing Harapan Bersama tampilkan solusi yang mumpuni dan menjanjikan untuk masa panjang.
Ditemui di kandang kambing Harapan Bersama Kelurahan Saringan Kecamatan Barangin Riko (39) pengurus dari kelompok tersebut menceritakan inovasi dari kotoran kambing yang bisa diolahnya menjadi kompos padat dan pestisida cair nabati.
Kompos padat dari kotoran kambing ini sudah diproduksinya selama 5 kali sejak pertengahan Desember 2020 sampai sekarang, namun karena permintaan banyak kadang tidak terpenuhi oleh kelompok peternak kambing Harapan Bersama ini.
“Saat ini kami memiliki kambing 20 ekor, dari 20 ekor kambing itu dapat 24 gerobak setelah 1 bulan fermentasi baru dapat 60 karung kompos padat. 1 karung kompos tersebut dijual dengan harga Rp. 15 ribu perkarung. Untuk pestisida nabati dibuat dari urine kambing dari 20 ekor kambing dapat ditampung 10 liter urine, difermentasi akan menghasilkan pestisida nabati bisa dijual Rp5 ribu/liter. Namun pestisida nabati baru dalam proses uji coba dengan menggunakan media tanaman dari kelompok peternak kambing Harapan Bersama, dan sampai sejauh ini memberikan hasil yang positif atau baik dalam mengatasi hama penyakit tanaman,” kata Riko.
Inovasi dari kotoran kambing ini sengaja dikembangkan. Sebenarnya hal ini dilakukan sebagai untuk menutupi biaya operasional beternak kambing, karena untuk saat sekarang beternak kambing ini belum menghasilkan kami masih fokus perkembang biakan kambing selama 2 tahun. Jadi dengan cara tersebut kami memenuhi kebutuhan biaya anggota dalam merawat 20 ekor kambing.
Rico mengajak para pemuda dimana saja berada terutama dilingkungan Kelurahan Saringan untuk zaman sekarang agar jangan gengsi, apapun jenis pekerjaannya asal sungguh pasti akan menghasilkan. “Saya tidak jijik mengolah kotoran tersebut, yang penting pekerjaan saya dan teman-teman di kelompok ini halal dan tidak melawan hukum. Dengan bekerja keras, saya dan anggota sanggup memenuhi biaya operasional kelompok dan kebutuhan lainnya. Semoga ternak kambing kami ini akan berkembang biak kedepannya,” tutur Rico.
PPL dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kelurahan Saringan Agusnita mengatakan, selama dia sebagai pembina pada kelompok Harapan Bersama tidak ditemui kendala dalam memberikan edukasi mengenai ilmu inovasi kotoran kambing ini. “Pemuda yang tergabung dalam kelompok ini sangat berdedikasi tinggi dalam berusaha menerapkan ilmu yang kami berikan, sehingga bisa memberikan nilai ekonomis meski berasal dari kotoran tapi mengahasilkan dan bisa membantu biaya operasional beternak kambing,” ujar Agusnita.
Lurah Saringan Mulyadi mensuport semua aktivitas bernilai positif yang dimiliki anak-anak muda yang tergabung dalam kelompok peternak kambing Harapan Bersama ini. Kedatangannya melihat langsung dari perkembangan ternak kambing tersebut, awalnya cuma 15 ekor sekarang sudah 20 ekor. Dia pun mengetahui untuk memenuhi biaya operasional dalam beternak kambing ini para anggota Harapan Bersama mengolah kotoran kambing menjadi produksi kompos yang bernilai ekonomis.
“Apalagi ditambah marketnya sudah banyak dan permintaan di pasaran pun tak tertampung oleh kelompok ini, aritnya terbukti kompos yang dihasil kelompok peternak kambing Harapan Bersama ini berkualitas. Saya sebagai Lurah Saringan siap memfasilitasi pemuda atau kelompok peternak kambing yang ada di kota Sawahlunto bila ingin belajar praktek lapangan ditempat kami,” kata Mulyadi. (pin)
