Pemkab Agam terus bergerak menjemput kepopuleran Danau Maninjau kembali. Pemulihan air danau yang tercemar sehingga penataan Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi target sebagai misi awak dalam penyelamatan air danau yang yan g elok tersebut. Program pemulihan tersebut akan disinergikan bersama lintas lembaga.
Angin segar kebijakan penyelamatan itu ditandai dengan tercantumnya Danau Maninjau jadi salah satu dari 15 danau di tanah air prioritas nasional pada RPJM 2020-2024. Setidaknya tiga kementerian sektor-sektor kunci terkait telah turun meninjau danau kebanggaan rang Agam itu dalam beberapa bulan terakhir.
Terbaru, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Wahyu Sakti Trenggono menyambangi dan melihat secara dekat kondisi danau legendaris itu pada Kamis (3/6). Menteri turun didampingi para Direktur Jenderal, Anggota DPD RI Emma Yohana, Anggota DPR RI Hermanto, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldi, Bupati Agam, Andri Warman beserta pejabat lainnya.
”Kedatangan saya ke sini untuk mendapatkan data-data yang akan dibahas dalam rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, 17 Juni 2021 mendatang,” kata Wahyu.
Menurutnya, langkah percepatan pemulihan dan pengelolaan berkelanjutan danau Maninjau yakni dengan membebaskannya dari aktivitas KJA. Melihat kondisi danau yang cukup memprihatinkan, Wahyu menawarkan para nelayan KJA untuk budidaya ikan air tawar di daratan dengan sistem kolam.
”Ini untuk pengalihan mata pencaharian masyarakat yang menggantungkan sumber penghasilan dari danau ke darat. Budidaya ikan air tawar di darat juga sangat bagus untuk menunjang perekonomian,” tutur Wahyu.
Namun begitu, pemerintah daerah terlebih dahulu harus mencarikan lahan untuk relokasi usaha mereka sebelum dialihkan. Pihaknya akan menurunkan tim untuk mengkaji kondisi lokasi dalam pengembangan budidaya kolam ikan itu nantinya.
”Jadi ini hanya pindah lokasi, usaha kan masih bidang perikanan. Jika nelayan dialihkan ke bidang pertanian, berdagang dan lainnya maka mereka akan lambat beradaptasi. Intinya perlu komitmen dan kerjasama untuk memulihkan danau ini,” jelas Wahyu.
Sementara Bupati Agam, Andri Warman menyebutkan, akan menyikapi solusi yang ditawarkan itu demi penyelamatan danau Maninjau. Masukan itu katanya, akan segera dibahas lebih lanjut.
Pihaknya bertekad untuk menjemput kembali masa kepopuleran danau Maninjau. Tiga dekade lalu kata bupati, sekitar tahun 80-an pesona danau Maninjau mampu membuat wisatawan domestik hingga turis mancanegara betah berlama-lama. Bahkan menjadi ikon wisata Sumatera Barat.
Seiring berjalan waktu, magnet danau Maninjau perlahan kehilangan taji. Pencemaran yang dialami air danau menandai awal pudarnya keindahan wisata alam di Kampung Kelahiran Buya Hamka itu. “Sejak tahun 90-an, tingkat kunjungan wisatawan menurun drastis dan berlangsung hingga sekarang. Kualitas air danau terus menurun karena pencemaran yang banyak disebabkan aktivitas keramba jaring apung dengan sisa-sisa pakan ikannya,” papar Andri.
Saat ini akunya, Pemkab Agam tengah melakukan pendataan jumlah KJA, beserta pemilik dan alamatnya. Pendataan ini juga menjadi salah satu langkah penyelamatan danau tersebut. Pada 17 Juni nanti, data ini dibahas dalam rapat khusus dengan Kemenko Marves. “Kita menargetkan Danau Maninjau bersih pada 2022,” tegas Andri. (pry)
