ULAK KARANG, METRO–Palestina telah terbelenggu krisis kemanusian selama berpuluh-puluh tahun sejak Israel datang dan menjajah. Mulai dari permasalahan pangan, pendidikan, kesehatan, hingga tempat tinggal mencekik warga Palestina setiap hari.
Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, baik oleh dunia internasional maupun oleh bangsa Indonesia yang secara konstitusi menentang penjajahan. Atas dasar ini Komite Kemanusiaan Internasional Pembebasan Palestina (KKIPP) dibentuk, bertempat di Jakarta. Lalu KKIPP diluncurkan di seluruh provinsi di Indonesia terkhusus Kota Padang, Kamis (27/5).
KKIPP berpandangan, pelanggaran dan penghinaan atas nilai-nilai kemanusiaan di Palestina harus segera dihentikan demi perdamaian dunia.
Deklarasi KKIPP dilakukan Perwakilan MUI Padang, Drs. H. Johardi Dt. Bandaro Putiah. Melalui KKIPP, berbagai elemen umat disatukan. Mulai dari tokoh masyarakat, ulama, komunitas, entitas pemerintah, hingga berbagai lembaga swadaya masyarakat, bergerak untuk memperjuangkan hak-hak Palestina dan membebaskan mereka dari belenggu rentetan kemanusian.
Ketua KKIPP Padang, Aan Saputra menegaskan, tragedi kemanusiaan di Palestina, terutama yang terjadi pada hari-hari terakhir di Ramadhan tidak manusiawi. Jika tragedi kemanusian terus berlanjut, bukan tidak mungkin peradaban di Palestina akan hilang. “Selama 73 tahun Palestina dijajah, tidak ada langkah tegas dan konkret dilakukan otoritas politik dunia maupun pemangku kepentingan dunia untuk menyelesaikannya. Untuk itu, perlu masyarakat sipil dunia untuk menyudahi penjajahan ini,” ujarnya.
Dewan Penasehat KKIPP Sumbar, Zeng Wellf menerangkan, KKIPP merupakan wadah perjuangan bagi berbagai elemen masyarakat dan beragam entitas untuk memperjuangkan kebebasan Palestina dengan langkah-langkah yang sistematis dan terorganisir. (ade)
