HAMKA, METRO
Moda transportasi kereta api di Sumbar semakin digandrungi masyarakat. Pasalnya, kereta api merupakan sarana angkutan darat yang paling bisa diandalkan dalam hal waktu tempuh, dikarenakan unggul dalam ketepatan waktu sampai di tujuan.
Hal ini terbukti, setiap minggunya masyarakat menggunakan jasa transportasi tersebut, baik untuk transportasi harian maupun untuk berwisata khususnya. Maka dari itulah, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, melalui Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Wilayah Sumatera Bagian Barat membenahi jalur kereta api beserta bantalan rel, rute Padang-Pariaman.
Dari informasi yang dihimpun, pekerjaan peningkatan jalur kereta api sepanjang 53 Km itu dilaksanakan guna meningkatkan keselamatan kereta api yang senantiasa melintas. Kemudian meningkatkan pelayanan terhadap kenyamanan masyarakat yang menggunakan moda transportasi kereta api.
Kepala BTP Wilayah Sumatera Bagian Barat Suranto ATD mengatakan, kondisi eksisting rel zaman Belanda sudah tidak laik fungsi dan perlu dibenahi serta usia rel pun juga sudah uzur. “Maka dari itulah, Kementerian Perhubungan menggambil tindakan penggantian rel harus dilaksanakan. Dengan melakukan penggantian rel, di samping meningkatkan keselamatan kereta, juga dapat meningkatkan pelayanan kereta,” kata Suranto, Jumat (23/10).
Ia menambahkan, jika rel sudah diperbaharui, maka kenyamanan penumpang meningkat dibanding biasanya. Selain itu juga, kereta api yang semula biasa melintas dengan kecepatan 60 km per jam, ke depan sudah bisa melintas dengan kecepatan yang lebih maksimal.
Suranto menerangkan, pekerjaan peningkatan jalur kereta api dilaksanakan dengan sistem multi years contract dari tahun 2020 hingga 2022, menggunakan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). “Selain pekerjaan penggantian rel kereta api beserta bantalan, kontraktor pelaksana juga melaksanakan pekerjaan peningkatan dua unit jembatan, membuat dinding penahan tebing, dan emplasement rel pada stasiun kereta api,” bebernya.
Ia menerangkan, untuk peningkatan kedua jembatan itu lokasinya berada di Kurai Taji, tepatnya di BH (Bangunan Hikmat) 24 dengan bentang 30 meter dan BH. 39 dengan bentang 50 meter. Saat ini pekerjaan jembatan juga sudah mulai kontruksi, sementara rangka jembatan masih Pabrikasi di Cilegon Banten.
Untuk pekerjaan dinding penahan tebing (retaining wall) juga dilaksanakan di daerah Lubuk Alung. Pekerjaan tersebut dilakukan pada area persawahan serta kebun – kebun masyarakat yang dilintasi jalur kereta api.
“Rel kereta api di Sumbar ini pada awal dibangun Belanda dengan ukuran R25. Lalu pernah juga diganti masih zaman Belanda dengan R33 serta R42. Sekarang ini kita ganti dengan ukuran R54. Dalam artian untuk rel dalam 1 meter beratnya 54 kg,” jelas Suranto.
Mega proyek penggantian rel di Ranah Minang ini juga disebut Suranto melibatkan lima suplier dari Sumatera, diantaranya satu dari Sumbar. Diantaranya adalah PT Kunango Jantan, WIKA Beton, RUPM, dan Bina Sarana Dirgantara.
Sementara itu, khusus besi rel kereta api, kata Suranto, memakai produk dari Tiongkok yang diangkut dari Medan ke Padang. Ketahanan mencapai 30 tahun apabila frekuensi kereta yang lewat sangat tinggi. Untuk wilayah Sumatera Barat, frekuensi kereta masih rendah, sehingga ketahanan rel bisa lebih lama.
Kendati kontrak pekerjaan hingga tahun 2022, namun pihaknya menargetkan sebelum November 2021, semua item pekerjaan terkontrak selesai. Sisanya hingga tahun 2022 nanti mengoptimasi kontrak dengan membangun satu unit overpass dan tiga unit Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
“Guna optimasi kontrak, kita bakal bangun satu unit overpass, serta tiga JPO yang bisa dilintasi sepeda motor. Saat ini masih menentukan lokasi memungkinkan terkait lahan dan ramainya masyarakat disana,” tandasnya. (cr1)
