KURANJI, METRO
Keluhan untuk pembelian paket internet kembali hangat diperbincangkan. Sejumlah orang tua (ortu) mengaku banyaknya pengeluaran mereka sejak pembelajaran daring (online) dilakukan. Selain itu mereka juga dibuat pusing karena harus “sekolah” lagi mendampingi anaknya belajar lewat handphone (HP).
“Sudah beli paket internet mahal, kita terpaksa pula sekolah kembali. Sebab harus mendampingi anak saat belajar. Kalau tidak, anak tidak mengerti,” ujar Iyes (38), salah seorang orang tua murid kepada POSMETRO, Senin (20/7).
Ia berharap, pembelajaran seperti biasa atau tatap muka di sekolah secepatnya bisa dilakukan. Sehingga tak ada lagi pengeluaran untuk beli paket internet tiap harinya.
Apalagi saat ini kasus positif Covid-19 terus berkurang.
Kalaupun ada yang tertular Covid-19 terangnya, maka kemungkinan itu dari orang yang datang dari luar. Dan orang dari luar tak bisa distop untuk tidak datang ke Padang.
“Saya rasa tidak apa-apa anak kembali sekolah. Sebab pakai masker, cuci tangan. Lagian, yang kena corona kini kan sudah berkurang,” tandas Iyes.
Warga lainnya, Ficki juga berpendapat demikian. Ia berharap pelajaran tatap muka segera diterapkan. Namun anak-anak dibiasakan mengikuti protokol Covid-19. “Asal ikuti protokol Covid-19. Kan tak masalah,” tukasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi mengatakan, sekarang ini belum bisa dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Hal ini karena status Padang masih orange. Jika sudah hijau dan melewati batas waktu transisi, maka baru diperbolehkan pembelajaran tatap muka.
“Kalau dipaksakan tatap muka, maka dikhawatirkan kasusnya sama dengan apa yang terjadi di Kota Pariaman. Yang mana, pada awalnya diperbolehkan anak-anak bersekolah. Setelah itu, karena ada guru yang positif Covid-19, sekolah diliburkan lagi,” ucap Habibul.
Syarat agar bisa tatap muka dilakukan, terang Habibul adalah, jika Kota Padang tak ada kasus lagi selama satu bulan. Kemudian harus pula melewati masa transisi selama dua bulan ke depan.
Artinya ungkap Habibul, jika Kota Padang tanpa kasus positif selama 3 bulan, maka baru dinyatakan sebagai zona hijau. Kemudian diperbolehlahkan tatap muka. Melihat kondisi yang ada, maka tatap muka diprediksi bisa jadi di tahun 2021 nanti. “Melihat kondisi sekarang, bisa jadi kembali ke sekolahnya pada tahun baru 2021,” terang Habibul.
Ia berharap para orang tua untuk bersabar dengan kondisi saat ini. “Manjadi guru ko yo barek mah. Basaba se lah,” ujarnya. (tin)