PADANG, METRO–Anggota DPRD Padangpariaman 2009-2014 Ir. Bagindo Yohanes Wempi. SPt. IPP. CST memberikan apresiasi dengan banyaknya tokoh lulusan Fakultas Peternakan dan Pertanian yang tampil di dunia politik Sumbar. Di antaranya pada Pilkada Sumbar 2020 ini, ada salah satu bakal calon yang sudah final maju berpasangan diusung partai yaitu Mahyeldi SP dengan Ir Audy Joinaldy, S.Pt, M.Sc, M.M, IPM, ASEAN.Eng.
“Pasangan yang Insya Allah akan dinatar ke KPU oleh koalisi PKS dan PPP ini merupakan pasangan yang dibutuhkan oleh Sumatra Barat. Dalam kondisi semua negara sedang menyiapkan wilayahnya memperkuat ketahanan pangan ketika pandemik covid-19 ini tetap berlangsung. Nah dengan adanya sarjana pertanian dan peternakan ini memimpin akan dipastikan bisa terwujud cita-cita ketahanan pangan yang saat ini didengungkan oleh Jokowi dan Prabowo akhir-akhir ini,” kata mantan Presiden BEM Unand ini.
Yohanes selaku lulusan Fakultas Peternakan Unand sangat berbangga sekali. Apalagi Audy Joinaldy yang juga sama-sama aktivis organisasi PII (Persatuan Insinyur Indonesia) “The Institution of Engineers Indonesia”. “Kami juga hari ini sebagai pengurus aktif PII Kota Padang, sebagai wakil ketua. Secara otomatis makin bangga ada tokoh insinyur professional yang mau membangun Sumbar ke depan,” katanya.
Dengan junur, Yohanes menyampaikan, Sumbar terutama daerah Minang membutuhkan sosok pemimpin yang mampu mengerjakan, menumbuhkan, memberdayakan, meningkatkan, menyejahterakan sektor pertanian dan peternakan. Sama-sama diketahui, dahulu petani di Ranah Minang dipastikan setiap KK memiliki ternak sapi, kambing, kerbau dan unggas. Terkadang ternak yang dipelihara tersebut sebagai tabungan mereka untuk anaknya sekolah atau moda baminantu atau menikahkan anaknya.
“Sekarang dengan adanya sarjana peternakan maka kejayaan Sumbar sebagai pusat ternak Indonesia kembali bisa diciptakan. Begitu juga dahulu banyak keluarga petani untuk menyukseskan anaknya di masa yang akan datang dengan modal ternak di rumahnya perlu dibudayakan lagi. Dengan kondisi pandemik virus corona ini sangat pas juga, sosok sarjana peternakan dijadikan pemimpin di Sumbar,” katanya.
Apalagi sosok pemimpin tersebut yang aktif dikepengurusan dan anggota PII , serta Anggota AFEO (ASEAN Federation of Engineering Organisation) yang di dalam misi organisasinya akan memajukan bangsa bidang insinyur ini sesuai dengan aturan keisinyuran baik nasional dan internasinal.
“Sewaktu masih anggota legislatif, kawan-kawan politik pernah bercanda kepanjangan gelar kesarjanaan SPt kami. Mereka mempelesetkan SPt tersebut kepanjangannya yaitu Sarjana Politik Terpadu (SPT), bukan Sarjana Peternakan sesuai dengan kelulusan akademis yang disandang atau didapat,” kata Yohanes.
Wajar, katanya, sebenarnya mereka mempelesetkan gelar tersebut karena pada waktu itu banyak Kepala Daerah yang bergelar lulusan SPt. Baik anggota dan pimpinan DPRD, maupum Kepala Daerah Kabupaten dan Kota se-Sumatera Barat. “Selaku alumni fakultas peternakan kami berbangga karena lulusan peternakan memiliki tempat di hati masyarakat sebagai tokoh pengambil kebijakan penting di Ranah Minang ini,” katanya.
Apalagi, sebutnya, di Sumatra Barat merupakan daerah pertanian yang diunggulkan. Salah satunya adalah sektor peternakan. “Dengan target Sumbar bisa menjadi daerah penghasil ternak nomor 1 di Indonesia seperti penghasil sapi, kambing, kerbau, dan ternak unggas yang bisa menyuplai kebutuhan nasional atau daerah Sumbar bisa swasembada daging Indonesia,” katanya. (r)