Polisi menggali kuburan di dalam kamar seorang perempuan yang diduga lesbian di Solok.
SOLOK, METRO–Perawakan ”jantan” terlihat pada penampilan keseharian Ayu Permata Sari (23), pembunuh sadis yang mengubur korbannya di dalam rumah. Ayu—begitu wanita berambut pendek ini disapa, mengaku sejak tiga bulan terakhir menjalin hubungan intim dengan korban, Neli Agustin (19).
”Kami berdua sudah lama kenal baik. Namun, baru tiga terakhir ini saya menjalin hubungan khusus, layaknya orang pacaran dengan dia (korban), ungkap Ayu, saat menjalani pemeriksaan di Mapolres Solok Kota, Rabu (30/11).
Ayu yang tinggal bersama ibu dan seorang adiknya di rumah sangat sederhana dan masih berlantai tanah di kawasan Kandang Aur, Kelurahan Simpang Rumbio, Kecamatan Tanjung Harapan, Kota Solok itu, hanya mencicipi bangku sekolah hingga kelas 3 SD. Semenjak itu, Ayu bekerja serabutan untuk mencari uang jajan hingga bekerja sebagai cleaning servis.
Terkait hubungannya dengan korban, Ayu mengaku mengenal Neli yang disapa “adek” itu sudah cukup lama. Namun, karena cemburu akhirnya, Ayu nekat menghabisi nyawa Neli.
Diceritakan Ayu, Jumat (25/11) sekira pukul 12.00 wib, korban datang ke rumahnya dengan alasan ingin melihat ibu kandung Ayu. Ya, orang tua pelaku sudah dianggap sebagai orang tua kandung oleh korban.
Bahkan, korban juga sering tidur di rumah pelaku, karena sudah dianggap sebagai keluarga. Pelaku dan korban juga pernah pergi merantau bersama ke Bukittinggi dan Payakumbuh.
Akan tetapi, Jumat siang itu ibu Ayu tidak ada di rumah. Ibu Ayu, Armaita (42), tengah bekerja mencuci pakaian di rumah orang. Hanya ada Ayu dan korban saat pembunuhan itu terjadi.
“Hubungan saya dengan dia memang lagi ada masalah. Dan, beberapa waktu terakhir hubungan kami agak renggang,” ucap Ayu.
Menurut Ayu, korban juga tengah menjalin hubungan khusus dengan orang lain. Namun, pelaku tidak mengetahui, apakah orang yang dekat dengan korban adalah wanita atau pria.
“Saat Ayu di rumah, entah kenapa tiba-tiba saja kami bertengkar mulut di ruang tamu,” kata pelaku.
Karena sama-sama emosi apalagi setelah korban memanggilnya “kau”, Ayu mendorong korban ke dalam kamar. Kata Ayu, korban biasanya memanggil dirinya dengan sebutan kakak.
“Saya emosi ketika dia memanggil saya dengan kata ’kau’. Padahal biasanya saya dipanggil kakak,” ucap Ayu, nampak menangis saat diperiksa di Mapolres Solok Kota.
Karena merasa tersinggung, pelaku langsung menghajar korban dengan linggis yang ada di dalam kamar. Awalnya, korban dihajar di bagian bahu sehingga terjatuh.
Panik melihat korban terjatuh, Ayu pun kembali menghantam bagian kepala wanita yang dikasihinya itu dengan linggis. Lantaran melihat darah mengalir di lantai, Ayu semakin panik.
“Saya mencoba melihat dia dari dekat, rupanya masih bernafas. Lalu, saya membekap mulut dia dengan bantal,” ungkap pelaku.
Setelah dibekap dengan bantal, korban tidak bergerak lagi. Saat itulah, pelaku makin panik dan takut. Ia cemas, jika perbuatannya akan diketahui orang lain.
Akhirnya, jalan mengubur korban di dalam tanah terlinta begitu saja di kepala Ayu. Dengan menggunakan linggis dan cangkul, Ayu menggali lubang di dalam kamarnya sendiri yang masih berlantai tanah.
Lubang sedalam 50 cm, cukup untuk mengubur korban guna menutupi jejak perbuatanya. Dengan dibungkus karung plastik, Ayu kemudian memasukkan tubuh korban yang berlumuran darah. Kemudian, tubuh berkarung plastik itu dimasukkan ke dalam lubang. Terakhir, Ayu menutupi lubang itu seperti semula.
Agar tidak mencurigakan, gundukan tanah tempat jasad korban dikubur ditutup dengan karpet. Usaha pelaku menutupi perbuatannya cukup berhasil dan tidak ada orang yang tahu.
“Mulanya saya merasa aman saja. Namun, lama kelamaan, rasa takut dan bersalah terus menghantui, saat melihat lantai rumah. Karena tak tahan lagi, Senin (28/11) malam, saya memutuskan untuk bercerita kepada adik saya, Rosi,” tukas Ayu.
Sementara itu, Kapolres Solok Kota AKBP Susmelawati melalui Kasat Reskrim AKP R. Natun mengatakan, kasus pembunuhan yang dilakukan tersangka Ayu masih dalam pengembangan. Pelaku masih mendekam dalam tahanan.
“Pelaku menyerahkan diri melalui pihak keluarga dan mengaku telah membunuh temannya. Setelah itu kita membawa pelaku untuk menunjukkan di mana ia menguburkan korban di rumahnya, di Simpang Rumbio, Solok,” ungkap AKP R Rahmad.
Dari pemeriksaan intensif yang dilakukan petugas sejak Senin malam hingga Selasa, menurut R Natun, pelaku mengaku memiliki hubungan spesial dengan korban. “Pelaku telah mengaku jika ia menyukai hubungan sesama jenis. Sekarang, pemeriksaan terus dilanjutkan,” pungkas AKP R Natun. (vko)












