Ketua DPRD Sijunjung Mukhlis R disidang adat di Nagari Muaro, Sijunjung.
SIJUNJUNG, METRO–Ketua DPRD Sijunjung Mukhlis Rasyid belum akan bisa tenang. Meski sudah didenda 50 zak semen dan sampai tadi malam tak dilaporkan oleh suami DL (40), selingkuhannya, tapi konstituen mulai meragukannya. Tokoh masyarakat Sijunjung mulai menuntut Mukhlis R mengundurkan diri. Tidak hanya sebagai ketua dewan, tapi juga sebagai anggota dewan.
Hal itu dinilai wajar, mengingat perbuatan Mukhlis R, Jumat (18/11) malam lalu yang digerebak warga saat melakukan perbuatan mesum dengan DL di Perumahan Pemda, Muaro Gambok, Nagari Muaro. Pantauan koran ini, Minggu (20/11) di rumah dinas Ketua DPRD terlihat sepi dan tertutup. Begitu juga rumah DL yang merupakan tempat kejadian penggerebekan.
Menurut informasi dari warga sekitar, sejak Sabtu (19/11) malam, tidak terlihat aktivitas di rumah tersebut. Warga memastikan setelah kejadian memalukan, keduanya tidak lagi dibolehkan tinggal di Nagari Muaro. ”Suami DL yang merupakan sopir di DPRD tidak lagi terlihat di rumah itu. Terus terang kami tidak terima lagi kalau Mukhlis R dan DL masih tinggal di nagari ini,” tutur BN (43) warga sekitar.
Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Sijunjung, Epiradisman Dt Paduko Alam mengaku sangat malu dengan kejadian itu. Menurutnya, seluruh aturan telah dilanggar oleh Mukhlis R sebagai wakil rakyat, apalagi ketua DPRD di bumi lansek manih—julukan Sijunjung.
“Sebagai masyarakat Sijunjung, tidak ada lagi tempat menyembunyikan rasa malu atas peristiwa ini. Sebagai pejabat daerah, seharusnya perbuatan tersebut tidak terjadi. Karena ini bukan hanya malu secara pribadi, tetapi aib bagi Sijunjung. Ibarat kata istilah, tapanjek lansek larangan,” sebut Epiradisman, kemarin.
Epiradisman langsung menyebut Mukhlis R segera mengajukan surat pengunduran diri dari keanggotaannya di DPRD Sijunjung. “Tidak hanya mundur sebagai ketua DPRD saja, tetapi harus mundur dari anggota DPRD. Karena perbuatannya tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat,” sebutnya.
Sementara itu, mantan anggota DPRD Sijunjung Mamanto Fani menyebut, mendengar kabar itu, sebagai veteran, dia hanya bisa berkata dalam hati, kampungnya sepertinya memang belum semanis julukannya. ”Semoga Allah tak lagi jadikan yang busuak tingga di ambo. Semoga kita bisa membaca dan belajar dari peristiwanya,” kata Maman dalam facebooknya.
Dicopot sebagai Ketua Harian Golkar
Ketua DPD Partai Golkar Sijunjung yang juga Wakil Bupati Arrival Boy meminta maaf adanya kejadian ini. Berhubung Mukhlis Rasyid saat ini menjabat sebagai ketua harian Golkar Sijunjung, ia mengambil tindakan tegas. ”Di organisasi tentu akan ada proses sesuai aturan. Di partai kita sangat kecewa atas kejadian ini. Atas nama ketua partai dan pimpinan partai di kabupaten, saya minta maaf kepada masyarakat. Saya akan ganti jabatan ketua hariannya. Akan diproses dalam waktu dekat,” tegas Arrival Boy.
Sementara itu, DPD Partai Golkar Sumbar secara lisan telah menerima laporan terkait peristiwa yang melibatkan Ketua DPRD Sijunjung dalam kasus perselingkuhan. Akan tetapi, DPD Golkar Sumbar sifatnya hanya menunggu hasil kajian dari DPD Partai Golkar Sijunjung.
”Secara lisan laporannya sudah kami terima. Namun sesuai dengan AD/ART Partai Golkar, tentu DPD Golkar Sijunjung yang harus menyelesaikan persoalan ini. Dan kami sifatnya hanya menunggu hasil laporan,” ungkap Sekretaris DPD Partai Golkar Sumbar Afrizal.
Seperti diberitakan sebelumnya, politisi Golkar, yang juga ketua DPRD Sijunjung, tertangkap basah tengah berbuat mesum dengan DL (40), istri salah seorang sopir DPRD Sijunjung. Dia tertangkap basah warga ketika tengah bugil bersama selingkuhannya di rumah dinas Pemkab Sijunjung di Jorong Muaro Gambok, Nagari Muaro, Jumat (18/11) sekitar pukul 21.00 WIB.
Oleh pemerintah nagari, pasangan mesum itu didenda 100 zak semen, masing-masing 50 zak semen. “Sesuai dengan aturan nagari, pelaku mesum harus membayar denda 100 zak semen. Sudah disepakati oleh semua pihak terkait,” ungkap Sudirman, sekretaris Nagari Muaro setelah musyawarah di balai nagari, Sabtu (19/11) dini hari.
Sempat terjadi sedikit kericuhan saat petugas kepolisian membawa ketua DPRD dan selingkuhannya ke dalam mobil patroli polisi setelah musyawarah selesai. Hampir seribu warga Muaro berkumpul menyaksikan proses mediasi pasangan mesum itu di Balai Nagari Muaro yang berlangsung hingga dini hari. (e)