PASBAR, METRO–Ada apa dengan polisi di tanah air sekarang? Setelah Briptu Arif Bambang Jatmiko, anggota Polres Madiun Kota, mengakhiri hidupnya dengan cara menembak kepalanya di kamar mandi, pada Rabu (2/11) lalu, kasus serupa juga terjadi di Pasaman Barat, Kamis (3/11) pagi.
Bripda Avit Afandi (22), anggota Sabhara Polres Pasbar, ditemukan gantung diri di rumahnya, Jorong Kampung Pasir Nagari, Lingkung Aur, Kecamatan Pasaman. Tubuh anggota polisi bertubuh kurus ini, ditemukan oleh tantenya tergantung di kosen pintu kamar lantai II.
Bripda Avit saat ditemukan tak menggunakan pakaian. Hanya memakai celana panjang.
Teriakan histeris terdengar dari lantai II rumah yang ditempati Bripda Avit. Saat itu, tantenya, Sukma Yetti (50), akan menjemur pakaian di lantai atas rumah, sekitar pukul 07.45 WIB. Tempat jemur pakaian ini, berdekatan dengan kamar anggota polisi ini.
”Saya naik ke lantai atas untuk menjemur baju. Lalu, saya sudah melihat tubuh Avit Afandi tergantung di pintu. Lehernya dililit tali gorden, dan tergantung di kosen pintu,” ucap Sukma Yetti.
Teriakan Sukma membuat penghuni rumah dan tetangga kaget. Wanita paroh baya ini berlari turun dan memberitahu penghuni rumah, Nola (28), Fifi (24).
”Benar, korban ditemukan tewas di rumah bibinya (tante) dengan posisi tergantung dengan lilitan tali di leher,” kata seorang warga Wan (32), di lokasi kejadian, Kamis (3/11) pagi.
Ia mengatakan, kasus bunuh diri Bripda Avit yang memiliki NRP 95020490 itu, baru diketahui para tetangga setelah mendengar teriakan dari Sukma Yetti. Mendengar teriakan itu, warga langsung mendatangi rumah Sukma Yetti.
Wali Nagari Aur Kuning, Rusdi saat dihubungi wartawan membenarkan, kasus bunuh diri Bripda Avit Afandi. Tidak ada yang menyangka jika anggota polisi tersebut nekat mengakhiri hidup dengan cara tak wajar. Apalagi, Bripda Avit diketahui masih muda.
”Daat ini kami sedang di rumah duka, untuk informasi lanjutan ditunggu hasil penyelidikan dari pihak penegak hukum,” tuturnya.
Setelah melakukan pertolongan, korban dibawa ke Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat dan setelah itu langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Korban yang merupakan warga Jalan Rambah, Nagari Kinali, Kecamatan Kinali, Pasaman Barat, diduga meninggal karena murni bunuh diri karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Sementara itu, rekan Bripda Avit yang minta namanya tak disebutkan itu, mengaku dalam kesehariannya Bripda Avit dikenal sebagai pribadi yang ramah dan periang. Dan, tidak ada nampak persoalan berat yang tengah dihadapi Bripda Avit.
”Kami semua terkejut dengan kejadian itu. Semoga amal ibadah rekan kami diterima oleh Allah, kami hanya bisa mengucapkan duka yang mendalam,” ujar anggota polisi itu singkat.
Terpisah, Kapolres Pasbar AKBP Djoko Ananto saat dihubungi wartawan tidak mengangkat telepon. Sedangkan saat dikirimkan pesan singkat melalui SMS, tidak ada balasan.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah meminta Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri untuk melakukan penelitian terkait dengan fenomena bunuh diri di kalangan polisi. Pasalnya, di tahun ini ada sekitar 16 kasus bunuh diri anggota polisi.
Tito penasaran penyebab bunuh diri ini berkaitan dengan satu akar masalah, seperti kesejahteraan atau alasan lain yang berbeda-beda. Kalau kasuistis, lanjut dia, merupakan hal yang wajar karena ada 430 ribu anggota polisi di Indonesia.
Karena angka itu merupakan angka terbesar dibanding negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, lanjut Tito, sangat wajar jika ada anggota yang kurang baik dan stres. Namun, dia mengingatkan masih banyak juga polisi yang berkondisi baik.
Menurut Tito, jika sudah ada hasil dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, dan ditemukan masalah yang berbeda-beda, dia akan meminta pimpinan polisi mengelola serta membina anggotanya. “Tapi kalau akarnya semua sama, misalnya masalah kesejahteraan, tentu kami akan tingkatkan kesejahteraan,” kata Tito.
Beberapa kasus bunuh diri anggota polisi yang membuat geger di tanah air adalah, Kapolsek Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Inspektur Dua Nyariman, ditemukan gantung diri di ruang kerjanya, Rabu, 5 Oktober. Dia diduga putus asa karena beban melunasi utang.
Kemudian, aksi polisi bunuh diri juga menggegerkan Bali. Anggota Polres Karangasem, Bripka I Made Swartawan, mengakhiri hidup dengan menembakkan keningnya sendiri di halaman rumahnya di Dusun Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Abang, Karangasem, pada Senin, 2 Mei lalu.
Tragisnya, aksi itu dilakukan di depan istri dan kedua orangtuanya. Pemicunya diduga masalah keluarga. Swartawan sempat ribut dengan istrinya, sebelum memasukkan amunisi dalam pistol lalu memuntahkan ke keningnya hingga terkapar tak bernyawa.
Lalu, anggota polisi bernama Aiptu Suparno juga menghabisi hidupnya dengan cara tak wajar. Ia ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Kompleks Perumahan Green Lontar B5, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 18 Maret. Sebelum tewas, anggota Shabara Polres Metro Jakarta Barat itu sempat menghilang dari rumah hingga istrinya was-was. (end)