SIJUNJUNG-METRO–Dua bulan lamanya menjalani masa hukuman di balik jeruji besi sebagai tahanan Polres Sijunjung seakan memberikan hikmah besar terhadap diri Handester Wite (21) seorang pemuda asal Sikakap, Kepulauan Mentawai. Ia memantapkan hati untuk masuk Islam karena merasa terpanggil saat melihat tahanan lainnya melaksanakan shalat berjamaah, terutama merasakan kenyamanan saat mendengar suara adzan.
Lingkungan memang memberikan pengaruh yang besar kepada diri seseorang. Bahkan lingkungan juga menjadi salah satu penentu pembentukan jati diri manusia. Handester Wite mengaku sudah lama tertarik untuk memeluk Islam, namun niat itu semakin mantap setelah dirinya mendekam dibalik sel tahanan.
Tepat pada Selasa (19/5) dibulan Ramadhan 1441 Hijriah, dua kalimat syahadat terucap dari mulut Handester Wite. Dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan IV Nagari Damrah Saleh S.Ag dan disaksikan Wakapolres Sijunjung Kompol Indra Sandy, Kasat Binmas Iptu Syafril dan pejabat utama Polres, bertempat di Musholla Polres Sijunjung.
Dalam mengambil keputusan itu, ia mengatakan murni dari keinginan dirinya sendiri, tanpa paksaan. Bahkan ia juga telah meminta restu kepada orang tua dan keluarga atas keputusannya tersebut, dan itupun disetujui pihak keluarganya.
Segala sesuatunya memiliki hikmah. Selama menjadi tahanan, Handester kerap kali melihat para tahanan lainnya melaksanakan ibadah seperti shalat berjamaah, mengaji dan adzan, karena memang kegiatan itu merupakan program di Mapolres Sijunjung sejak dulunya. Itulah yang memantapkan hatinya, meski sebelumnya juga pernah terbesit untuk memeluk Islam.
“Saya sebenarnya dari dulu sebelum masuk sel tahanan ini ingin masuk Islam. Namun belum terlaksana. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan saya hikmah dibalik kesalahan yang saya perbuat. Hingga akhirnya saya bisa memantapkan untuk memeluk Agama Islam, meski saat berada dibalik jeruji besi. Kumandang suara azan di bulan Ramadhan seolah memantapkan hati saya, Dan orangtua pun telah mengetahuinya,” tutur Handester Wite setelah mengucapkan syahadat di Polres Sijunjung.
Dikisahkan, jalan hidup lah yang mengarahkannya seperti ini, hingga datang ke Sijunjung dan bekerja di tempat peternakan ayam di Nagari Mundam, Kecamatan IV Nagari, Kabupaten Sijunjung. Tidak ada manusia yang sempurna, sehingga ia harus menjalani hukuman sebagai bentuk pertanggung jawaban. “Terima kasih kepada Polres Sijunjung yang telah membantu dan memfasilitasi saya, hingga dua kalimat syahadat terucap,” ungkapnya teduh.
Wakapolres Kompol Indra Sandy didampingi Kasat Binmas Iptu Syafril dan Kasubag Humas Iptu Nasrul Nurdin menjelaskan, bahwa itu murni dari dirinya. “Jadi selama berada dalam sel tahanan, ia sering melihat teman satu selnya melaksanakan shalat lima waktu dan mengaji serta mendengarkan kumandang Adzan. Itu yang semakin memantapkan hatinya,” jelas Iptu Nasrul.
Setelah yakin, ia pun memberanikan diri untuk mengatakan keinginannya itu kepada petugas. “Tentu kita tanya dulu, kita lihat sejauh mana kemantapan hatinya. Baru kemudian kita bantu dan fasilitasi seluruhnya. Ini salah satu berkah dari bulan Suci Ramadhan kali ini,” ujarnya.
Usai menuntun Handester mengikrarkan syahadat, Kepala KUA Darmah Saleh memberikan pemahaman tentang rukun iman dan rukun Islam, melaksanakan salat lima waktu dan bertutur kata yang baik kepada sesama, saling hormat menghormati, saling sayang menyayangi terhadap sesama sebagai bentuk wujud akhlak seorang muslim yang baik.
“Insyaallah untuk proses kedepannya, seperti pembinaan dan khitan telah ada pihak yang besedia membantu. Semoga dia itiqomah dan menjadi seorang muslim yang baik,” tambah Wakapolres, Kompol Indra Sandy. (eky prima endo)
